Bab 11 : Tunggu Aku Sampai Nanti

40 5 0
                                    

Danisa menunggu kata-kata yang keluar dari mulut Karenina.

"Aku minta tolong, Sa. Jadwal ketemu wedding organizer-ku, bisa dibuat satu hari gak waktunya?"

"Maksudnya?"

"Biar aku bisa pergi seharian."

"Bisa, sih. Tapi enggak akan sampai seharian, Nin. Paling setengah hari selesai."

"Tolong dibuat satu hari, Sa. Sampai sore."

"Nin... kamu lagi enggak bikin rencana, kan?"

"Aku mau ketemu Bintang."

Danisa menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. "Nin... pernikahan kamu sekarang tinggal sembilan belas hari lagi."

"Aku cuma mau ketemu sebentar, Sa. Bukan kabur!"

Danisa menarik nafasnya. "Kamu masih ingat kan, ancamannya?"

"Aku akan pergi sendiri, Sa. Aku enggak akan ngajak kamu."

"Tapi Aidan enggak akan percaya, Nin. Kamu enggak bisa pergi sendirian lagi."

Karenina menghembuskan nafasnya dengan kesal. "Aku kangen, Sa!"

"Ya, Tuhan, Nin! Dia sudah kembali ke istrinya!"

"Aku cuma mau ketemu sebentar, Sa. Kamu enggak tahu rasanya setiap hari hidup bersama Aidan. Aku stres! Posesifnya semakin menjadi. Dia selalu saja curiga."

Danisa terdiam sejenak. "Ok. Aku akan bikin jadwal satu hari, tapi aku harus ikut."

Karenina terdiam sejenak. "Ok. Besok, Sa?"

"Nin, aku enggak janji. Karena semua harus persetujuan Pangeran Aidan."

"Aku akan bujuk dia."

Kini Karenina memandang ke kamera pengawas di atasnya. Perlahan diambilnya ponsel Bintang. Diketiknya pesan di bawah mejanya. Kini ia tersenyum senang. Tinggal merayu Aidan. Ia harus melakukannya dengan sewajar mungkin. Aidan mudah sekali curiga dengan perubahan sikapnya.

...

"Aidan..."

Aidan mengangkat wajah dari komputer besar di depannya.

"Kamu sudah terima jadwalku untuk ketemu WO besok?"

"Sudah. Tapi kok, lama banget? Seharian?"

"Aku... mau sekalian belanja."

"Belanja apa? Kan, bisa sama aku?"

"Enggak bisa... harus sama Danisa. Soalnya ini belanja lingerie..." Karenina menatap Aidan dengan senyum menggoda.

Aidan mengangkat kedua alisnya. Kini dialihkan pandangannya pada Karenina. "Hmm. Untuk honeymoon nanti?" Tanyanya dengan senyum merekah lebar.

Karenina mengangguk.

Tapi tiba-tiba wajah Aidan berubah. "Kenapa tiba-tiba kamu jadi semangat?" Tanyanya dengan kening berkerut.

Karenina menghela nafasnya dengan kesal. "Terserah kamu!" Sahutnya sambil menghempaskan tubuhnya di kursi.

Aidan tertawa. "Ok! Ok!" Kini ia menyandarkan punggungnya di kursi. Dipandanginya Karenina sambil melipat kedua tangannya di dada. "Meski buatku ini aku agak sedikit aneh, tapi aku senang kamu berubah."

90 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang