Bab 13 : Kita Belum Selesai

27 5 0
                                    

Sudah tiga hari Karenina menemani Mamanya mempersiapkan pernikahan yang tinggal dua minggu lagi. Kesibukan membuatnya sejenak melupakan Bintang. Ia juga mulai belajar menerima Aidan dengan segala peraturan yang membuat dunianya semakin sempit. Tapi dicobanya berdamai dengan keadaan.

Dan kini Mama akan kembali pulang ke Bali. Mama dan Kak Martin akan datang kembali dua hari sebelum hari pernikahannya tiba. Banyak sekali wejangan dan pesan Mama padanya, tapi yang paling diwanti-wantinya, ia harus mematuhi Aidan, calon suaminya.
Mama bahkan lebih menyayangi Aidan daripada dirinya.

"Aidan, tolong jaga Nina baik-baik, ya. Jangan sungkan hubungi Mama kalau Nina bikin ulah lagi!" Pesan Mama, sebelum masuk ke dalam mobil yang akan mengantarnya ke bandara.

Aidan mengangguk seraya tersenyum lalu menatap Karenina penuh kemenangan.

"Aku lebih suka Mama kamu daripada Ibuku sendiri." Kini Aidan menggandeng tangan Karenina masuk kembali ke dalam elevator.
"Aku akan bantu kamu bawa barang-barang. Kamu pindah lagi ke apartemenku," ujarnya seperti sebuah perintah.

"Aku enggak mau!" Sahut Karenina. Dilepaskannya tangan Aidan.

"Nin?" Aidan menatapnya dengan mata yang membulat.

"Mau aku laporin Mama, kalau kamu udah maksa aku tinggal bareng di apartemen kamu?"

Aidan mendengus kesal. "Aku akan pasang kamera di seluruh ruangan apartemen kamu!"

Karenina menggeleng-gelengkan kepalanya. "Terserah!" Sahutnya. Dalam hati ia bahagia sekali bisa kembali ke tempatnya lagi setelah seminggu lebih Aidan memaksanya tinggal bersamanya.

"Kamu enggak pergi kerja?" Tanya Karenina melihat Aidan yang kini malah duduk santai di atas sofanya.

"Aku nunggu kamu."

"Aku mesti beres-beres apartemen dulu. Masak setiap hari aku mesti temanin kamu. Kayak anak kecil."

Aidan terdiam. Dipandanginya Karenina dengan kesal.

"Aku enggak akan kabur lagi!" Sahut Karenina menjawab kekhawatiran di wajah Aidan.

Tapi Aidan masih menatapnya tak percaya.

"Aku sudah capek, Aidan. Aku juga enggak mau sampai bikin Mama marah lagi."

"Aku percaya sama kamu. Tapi aku enggak percaya sama Bintang. Dia pasti akan mencoba lagi."

"Nanti aku kasih tahu dia. Aku enggak mau diculik lagi."

Aidan mengerutkan keningnya. "Gimana caranya kamu akan kasih tahu dia? Ponsel kamu kan, masih sama aku?" Tanyanya curiga.

Sesaat Karenina terdiam. Menyadari ia telah salah bicara.

Aidan menatap Karenina dengan wajah semakin curiga. Diambilnya tas Karenina.
Dikeluarkannya sebuah ponsel yang tak dikenalnya. Seketika wajahnya memerah saat dilihatnya gambar yang terpampang dalam layar ponsel. Foto Bintang yang tengah memeluk Karenina.

"Jadi selama ini kamu masih berhubungan dengannya? Tanyanya dengan tajam. Amarah kembali terlihat di wajahnya.

Karenina tetap terdiam.

Seketika Aidan pun membanting ponsel itu sambil berteriak dan menginjak-injaknya hingga hancur.

Karenina memandangnya dengan takut.
"Aku cuma mengirim satu pesan. Kalau kamu enggak banting ponsel itu kamu bisa lihat pesanku!"

Aidan mengusap wajahnya. Mencoba menahan kemarahannya. Ditariknya tangan Karenina keluar dari apartemen dan masuk kembali ke dalam elevator yang membawa mereka sampai ke tempat parkir. Dipaksanya Karenina masuk ke dalam mobilnya.
"Kamu bisa bilang Mama, aku memaksamu tinggal denganku. Nanti aku juga akan bilang kalau kamu masih berhubungan dengannya."

90 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang