Delapan Belas

3.1K 260 80
                                    

Cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar, berhasil membuat Karin membuka matanya. Refleks, Karin menguap kemudian meregangkan tubuhnya.

"Morning." sapa Ares yang duduk bermain hp di kursi sebelah jendela. Dengan secangkir kopi yang sudah tersedia di meja sebelahnya.

Karin semakin membuka matanya saat mendengar suara Ares. "Anjir! Ngapain lo disini?!" pekik Karin kaget.

"Nyenyak tidurnya, Tuan Putri?" tanya Ares balik dengan menekan kata Tuan Putri.

"Lo ngapain disini?!"

Ares berdecih. "Ini kamar gue."

"Ngapain lo bawa gue kesini? Lo jebak gue? Brengsek!"

Karin melempar bantal kearah Ares yang kemudian tetap mendarat di kasur.

"Coba mandi dulu sebelum marah-marah." balas Ares dengan santai. Jelas santai, orang yang mulai duluan bukan dia.

Karin segera turun dari kasur. Baru saja akan melangkah, dia merasa tubuhnya seperti habis dipukili orang sekampung. Belum lagi, area bawahnya terasa perih dan juga...semriwing.

Karin melihat dadanya yang sudah ada beberapa tanda merah matang. Dia lalu merapatkan kakinya dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"ANJIR LO PERKOSA GUE?!"

Ares berdecak sambil geleng-geleng nggak percaya.

Karin nggak terima dengan respon Ares. Dia mendekat ke Ares, lalu membungkuk, menyejajarkan wajahnya dengan wajah Ares.

"NGAKU NGGAK LO!"

Bukannya menjawab, Ares malah mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan.

Karin menelan salivannya. Deg-degan dong. Jelas dia merasa canggung karena jaraknya dengan Ares sangat dekat.

Ares mendorong kening Karin menjauh dengan telunjuknya. "Lebih baik lo mandi, guyur itu kepala pake air dingin biar inget kejadian semalam."

Karin menepis tangan Ares lalu pergi ke kamar mandi dengan menggerutu dan jalan tertatih.

Karin berdiri di depan cermin wastafel kemudian mulai melepas dress dan kembennya. Dia menatap tubuhnya sendiri yang dihiasi beberapa tanda kemerahan.

Seperti biasa, saat Karin frustasi, dia mengacak-acak rambutnya dan mulai monolog. "Kenapa lo bego banget sih Rin! Udah tau nggak bisa minum alkohol!" gerutu Karin sambil mukul-mukul kepalanya.

"Untung yang perkosa gue suami sendiri, coba kalo orang lain? Bego bego! Karin bego! Selalu begini!"

"Tapi Ares ini kalo gituan dipakein apa sih itunya? Kenapa selalu bikin sakit?"

"Lain kali gue harus sadar biar tau kelakuan Ares kalo lagi gituin gue!"

Hening.

Sadar dengan apa yang barusan dia ucapkan, Karin langsung geleng-geleng menepuk pipi kanan kirinya.

"Hih! Barusan gue ngomong apa! Nggak nggak! Semalam terakhir gue gituan sama Ares. Ya, lebih baik gue nggak inget semalam ngapain aja."

Selesai monolog, Karin segera mengguyur tubuhnya di bawah shower dengan air dingin. Seberapa dinginpun dia tetap tidak ingat seluruh kejadian semalam. Tapi yang jelas, dia yakin dia melakukannya dengan Ares karena reaksi Ares yang terlalu santai.

 Tapi yang jelas, dia yakin dia melakukannya dengan Ares karena reaksi Ares yang terlalu santai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Married by Accident [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang