Akibat secara tidak sengaja menjadi aktor dalam sebuah video, Ares dan Karin terpaksa menikah untuk menjaga image keluarga mereka.
Apakah mereka berdua bisa bertahan dalam pernikahan tersebut disaat Karin masih mempunyai seseorang yang dia cintai?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Selama di Bali, mood Karin benar-benar buruk. Bukan cuma karena rencananya yang gagal tapi karena dia merasa kesepian. Bagaimana tidak, Rara yang dia ajak ke Bali, saat ini sedang jalan-jalan sama Haikal. Belum lagi kehadiran Ares yang membuat moodnya makin hancur.
Demi untuk mengembalikan moodnya, Karin memutuskan untuk jalan-jalan meskipun sendirian. Setidaknya di jalan nanti masih banyak orang.
Mini dress hitam dengan outer kemeja putih oversize menjadi outfit pilihan Karin untuk jalan-jalan. Rambutnya dia kuncir seadanya menggunakan jedai. Terakhir, bibirnya dia oles dengan lipcream pink agar tidak terlihat pucat.
Tujuan pertama Karin adalah pantai sebelah hotel, tempat dia menginap. Tapi karena matahari yang cukup terik membuatnya malas untuk jalan-jalan dekat bibir pantai. Karin memilih untuk melintasi jembatan kayu yang lebih melindunginya dari sinar matahari karena adanya pohon-pohon yang berderet di tepian jembatan.
Baru saja Karin menikmati pemandangan dengan sejuknya angin sepoi-sepoi, dia melihat sosok yang beberapa hari ini membuat moodnya turun. Ares.
Pria itu sedang menopang tubuhnya dengan lengannya pada pagar jembatan, menghadap ke arah laut.
"Bodo amat." celetuk Karin yang memutuskan melanjutkan langkahnya.
Melalui ekor matanya, Ares dapat melihat kehadiran sosok yang familiar baginya.
Ares menoleh, "Mau kemana?" tanyanya ketika Karin sudah dekat dengannya.
"Jalan."
"Kemana?"
"Jalan aja. Kenapa sih tanya-tanya. Minggir." katanya dengan ketus.
"Jembatan selebar itu nggak cukup buat lo jalan?"
Karin cuma membalasnya dengan mengerutkan alis dan bibir manyun. Ares nahan senyum karena istrinya itu malah kelihatan menggemaskan.
"Gue temenin, sekalian mau hunting foto." lanjut Ares sambil mengangkat kamera yang dia kalungkan pada lehernya.
Karin tidak memberikan jawaban dan langsung jalan kembali. Ares anggap jawabannya: iya.
Karin kembali menikmati jalan-jalannya tanpa terlalu mempedulikan sosok pria di belakangnya. Suara deburan ombak, langit yang begitu cerah ditambah pohon-pohon hijau yang berbaris rapi membuat ia tidak fokus pada langkahnya.
Ares sontak meraih lengan Karin ketika wanita itu oleng karena tersandung. "Lihat jalan, jangan lihat atas terus."
Karin dengan ke-jaim-annya enggan mengucapkan terima kasih. Tapi wajahnya sudah berubah, tidak sejutek tadi. Mereka kemudian melanjutkan jalan tanpa ada obrolan. Ares juga beberapa kali berhenti untuk memotret pemandangan yang sekiranya dia anggap bagus.