Empat

3.7K 386 106
                                    

Jangan lupa vote + komen yang banyak ya guys
Happy reading🫶🏻

Saat ini Karin sudah duduk manis di sebuah cafe, menunggu kedatangan seseorang yang harus segera tau tentang rencana keluarganya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Karin sudah duduk manis di sebuah cafe, menunggu kedatangan seseorang yang harus segera tau tentang rencana keluarganya.

Pas banget saat pesanan Karin datang, orang yang ditunggu Karin juga datang. Karin langsung memeluk orang itu, tidak peduli dengan orang-orang yang memperhatikan dia.

"Karin...diliatin orang."

Naren mau ngelepasin pelukan Karin, tapi malah makin erat meluknya. "Nggak peduli. Kamu jahat banget, Naren!"

Karin menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Naren, menangis. Tidak ada pilihan lain bagi Naren selain mengusap punggung Karin untuk menenangkannya.

Naren sendiri tidak tau kenapa Karin seperti itu. Apa hanya karena dia nggak bisa datang ke bar saat malam minggu kemarin, Karin sampai nangis kayak gitu?

"Duduk dulu yuk, duduk.." ajak Naren sambil melepas pelukan mereka.

Naren membersihkan air mata yang ada di pipi Karin dengan ibu jarinya. Lalu menuntun Karin untuk duduk.

Tanpa melepaskan genggaman tangan mereka, Naren duduk berhadapan dengan Karin. Sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa melihat dan mendengar lebih jelas.

"Kenapa, sayang? Aku udah bilang ke kamu kan kalo kemarin aku nggak bisa nemuin kamu. Kamu masih marah sama aku? Aku minta maaf, bener-bener minta maaf." ucap Naren terdengar tulus.

Karin menarik nafas berat, lalu mulai bicara. "Kamu udah nggak bisa ngehindar dari perjodohan kan? Dan sepertinya cewek itu, siapa namanya—"

"Manda."

"—iya Manda, dia juga suka dijodohin sama kamu."

"Aku nggak tau. Aku juga nggak pernah chattingan apalagi telpon dia. Setiap keluarga kita ketemu, dia juga biasa aja. Jawab pertanyaan seperlunya aja. Nggak ngajak aku ngobrol kalo nggak aku duluan yang tanya."

Ya, benar sekali. Naren, pacar Karin saat ini juga telah dijodohkan dengan seorang cewek yang bernama Manda. Tidak ada urusan bisnis antara keluarga Naren dan Manda. Perjodohan itu terjadi karena janji ayah Naren dan Manda saat mereka masih muda. Sebenarnya tidak terlalu ada paksaan juga, tapi ayah Naren merasa punya hutang sama mendiang ayah Manda kalau tidak dia nikahkan dengan Naren.

Awalnya Naren juga menolak, tapi karena sampai saat ini Naren belum dapat restu dari papanya Karin, dia ada sedikit rasa putus asa. Entahlah kenapa Sandi tidak suka sama Naren, Karin sendiri juga tidak tau alasannya. Padahal mereka sudah pacaran sejak kuliah, tapi tetap saja Sandi tidak suka dengan Naren. Maka dari itu, Naren mencoba perjodohan dengan Manda. Disamping karena janji orang tuanya, Naren juga bisa lihat kalau Manda adalah gadis yang polos, tidak banyak tingkah.

Karin melepaskan genggaman tangan Naren. Keningnya mengerut, bibirnya juga mengerucut. "Berarti kamu yang tertarik sama dia?!"

"Bukan gitu, aku nggak enak aja kalo terus-terusan ngediemin dia."

Married by Accident [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang