Akibat secara tidak sengaja menjadi aktor dalam sebuah video, Ares dan Karin terpaksa menikah untuk menjaga image keluarga mereka.
Apakah mereka berdua bisa bertahan dalam pernikahan tersebut disaat Karin masih mempunyai seseorang yang dia cintai?
Selama perjalanan ke rumah Julian, Karin cuma diam menatap jalanan. Sesekali air matanya keluar tanpa dia minta. Banyak yang mengganggu pikirannya, video itu, pria yang ada di video itu dan juga Naren. Tapi yang paling dia sesali adalah, dia tanpa sadar melepas keperawanannya dengan pria yang tidak dia kenal.
Sakit banget rasanya.
Sandi memasuki pekarangan sebuah rumah yang cukup mewah. 11 12 lah sama rumah mereka.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kedatangan mereka disambut oleh pria yang memiliki postur tubuh yang hampir sama dengan Sandi. Senyumnya merekah saat Sandi turun dari mobil. Pria itu lantas merentangkan tangan menyambut temannya.
"Sandi..." sapanya saat berpelukan dengan Sandi.
"Julian.." Balas Sandi lalu melepaskan pelukan mereka. "Udah berapa lama?"
"Hampir setahunan? Kaget banget kamu tiba-tiba telpon aku. Eh, ayo masuk dulu." Ucap Julian mempersilahkan. "Kita langsung ke meja makan aja ya, udah jam makan siang. Istriku masak banyak."
"Eh, kita baru ketemu masa langsung makan aja?" Tolak Sandi karena sungkan. Sungkan beneran.
"Kayak sama siapa aja." Tidak bisa dibantah. Julian langsung merangkul pundak Sandi, mengajaknya ke meja makan.
Ada seorang wanita cantik yang sedang menata piring di meja, bisa dipastikan itu adalah istri Julia. Masih muda, sepertinya seumuran dengan Irene.
"Ma..." panggil Julian. Wanita itu menoleh, tersenyum. Makin cantik.
Wanita itu mengulurkan tangan, "Sandi, apa kabar?" Sapanya.
"Yura, seperti yang kamu lihat, fisik sih sehat." Jawab Sandi.
Wanita cantik yang bernama Yura itu mengerutkan kening, "Kok cuma fisik?"
"Ma, nanti dulu tanyanya. Ini ada Irene sama...?"
"Karin, Om."
"Oh iya, Karin. Sorry ya Karin, Om lupa. Terakhir ketemu kamu, waktu kamu masih bayi." Ujar Julian lalu ketawa.
Karin cuma membalas ketawa seadanya, lagi nggak mood bahagia.
Seperti ibu-ibu pada umumnya, kalau ketemu cipika-cipiki. Basa-basi dikit. Yura dan Irene juga gitu. Lalu mereka semua duduk mengelilingi meja makan.
Acara makan siang diselingi obrolan ringan sudah hampir selesai. Tiba-tiba Sandi nyeletuk, "Anakmu masih di luar negeri semua?"
Tiba-tiba Julian langsung nepok jidatnya. "Ma, Ares kan di rumah, kok nggak diajak makan bareng?"
Yura mengerutkan kening, "Dia pulang?"
"Pulang Ma, semalem. Tolong bangunin, Ma. Gimana anaknya di rumah kok nggak tau."
"Mana Mama tau, Pa. Kamarnya gelap dari semalam." Jawab Yura kemudian pergi untuk membangunkan anaknya.
"Eh sorry loh jadi lihat keributan kita. Emang si Ares tuh keluar masuk rumah udah kayak maling. Nggak ada yang tau. Kalo aja semalam aku nonton bola di kamar, nggak bakal tau anak itu pulang." Julian geleng-geleng.