Satu

6K 484 123
                                    

"KARIIIIN!"
"KARIN CEPAT KELUAR!"
"KARIN! CEPAT KELUAR ATAU PAPA DOBRAK!"

"DUH MASIH PAGI PA! MASIH NGANTUK!"

"1...2..."

"IYA IYA!"

Cewek bernama Karin itu terpaksa bangun karena keributan dari luar kamarnya.

"Duh pusing banget kepala gue!" ucapnya sendiri.

Karena nyawanya masih belum sepenuhnya balik, cewek itu menggeser pantatnya perlahan hingga mendekati tepi kasur. Diturunkannya kedua kakinya, kemudian berdiri, dan...

"Awh..."

Karin duduk lagi dengan kaki rapat. Tangannya menekan bagian intimnya yang terasa ngilu.

"KARIIIIIIIIN!"

"Aduh Mama bentar dong, Karin mandi dulu deh Ma, lengket banget. 15 menit doang, habis itu langsung turun."

"Okay, Papamu udah ngasih timer."

"Astagaaa iya Ma iyaaaa!"

Kali ini Karin memaksa jalan ke kamar mandi meskipun bagian intimnya terasa makin ngilu saat dia jalan.

Cewek itu menatap bayangannya sendiri di cermin kamar mandi. Mencoba mengingat kejadian semalam.

Tapi sayang, dia nggak ingat apapun. Bahkan kenapa daerah kewanitaannya sakit pun dia nggak tau penyebabnya apa. Karena ini pertama kalinya dia mengalami sakit dibagian itu.

"Ah mungkin semalam gue kepleset jatuh terus ini gue kejedot sesuatu." katanya berpositive thinking.

Karin mulai melepas satu persatu pakaiannya. Sampai akhirnya dia melepas baju terakhirnya yaitu celana dalam.

Kaget lah dia saat melihat ada bercak darah di celana dalamnya. Karin mikir sebentar, lalu membuang santai celana dalamnya ke tempat cucian.

"Alah mens lagi, pantesan sakit." ucapnya santai.

Meskipun begitu, Karin masih berusaha mengingat kejadian semalam. Dia berdiri di bawah shower, lalu mengguyur tubuhnya dengan air dingin. Kepalanya panas, barangkali dengan disiram air dingin, ingatannya semalam bisa kembali.

"Naren?" ucap Karin ragu. Samar-samar dia mengingat kejadian semalam.

Karin mematikan shower, membasuh wajahnya dengan tangannya. "Iya, Naren nggak sih? Gue semalam ke bar kan janjian sama Naren."

Cewek itu mulai menyabuni tubuhnya, tapi tetap sambil mengingat kejadian semalam.

"Tapi kenapa gue nggak kebayang muka Naren sama sekali?"

"Bentar-bentar, gue urutin dulu kejadiannya."

Anggap saja cewek itu berbicara dengan qorinnya.

"Jadi gue datang ke bar, terus pesen minum. Minuman datang, gue minum. Udah."

Karin bengong.

"Kok udah? Terus gue bisa pulang gimana caranya?"

"Kok udah sampai minum doang gue ingetnya? Narennya dibagian mana?" tanya Karin frustasi.

"Ah tau deh!"

"Tapi anu gue kenapa sakit? Ada darah juga. Kalo mens biasanya perut gue yang sakit, sekarang kok jadi ini gue yang sakit. Mana perih lagi."

Tiba-tiba shower puff ditangannya jatuh. Karin menutup mulutnya tidak percaya.

"Nggak mungkin." ucapnya sambil geleng-geleng lalu menutup bagian dadanya dengan tangan menyilang.

"Nggak mungkin gue dicabuli? Hahaha ngaco banget pikiran lo Karin!"

Karin mengangguk, "Benar, mana mungkin orang dicabuli terus pulangnya baik-baik saja gini? Hahaha bego." katanya sendiri sambil mukul pelan kepalanya.

Married by Accident [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang