Bab 10

220 9 0
                                    

Rani membaringkan tubuhnya di atas kasur big size milik Adnan. Gadis itu menghela nafas. Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan baginya.

Tidak bukan haya melelahkan tapi juga memuakkan.

Rani bangkit dari kasur, mulai melepaskan pernak pernik yang menempel padanya.

Rani lalu mengeluarkan michellar water dari mini bagnya mulai membersihkan riasan diwajahnya.

Rani menghela nafas cukup dalam, gadis itu lalu bangkit dari posisinya dan melepaskan dress pengantin yang begitu berat itu. Lalu meluncur ke kamar mandi, tentunya untuk mandi.

🌻

Rani keluar dari kamar. Ia sudah bersih dan wangi. Walaupun menggunakan pakaian casual, Rani masih tetap terlihat cantik. Mungkin efek pengantin baru kali ya..

Mata Rani menelusuri setiap sudut ruangan dirumah itu. Namun ia tetap tidak mendapati suaminya ada disini.

"Apa?? Suami??"Rani memukul mulutnya sendiri.

"Gila.. Nggak-nggak.. "Rani berusaha mengembalikan fokusnya.

"Dimana sih om tua itu?? Kenapa nggak kelihatan batang hidungnya??"Tanya Rani.

Gadis itu kemudian coba naik ke lantai atas. Mana tau Adnan ada disana. Mana tau ya kan.

Rani mengernyitkan dahinya. Kosong, Adnan tidak ada disini. Bukan, Adnan sedang tidak ada dirumah saat ini.

"Dia kemana??"Pikir Rani.

Tak lama telfon diruang tamu berdering, dengan cepat Rani turun dari lantai atas menuju ruang tamu.

"Halo.."Ucapnya mengangkat telfon kabel itu.

"Saya ada urusan mendesak saat ini. Jadi nggak bisa temanin kamu dirumah. Mungkin saya balik subuh, jadi kamu nggak perlu tungguin saya pulang."

"Udah ya.. Saya tutup dulu.."

Telfon terputus secara sepihak, bahkan sebelum Rani sempat membalas ucapan Adnan.

"Cih.. Dasar.. "Kesal Rani, meletakkan kembali telfon itu keposisi awal.

"Apa?? Nggak bisa temanin? Dia kira aku butuh ditemanin sama dia apa?? Geer banget!!"

"Terus, mungkin saya balik subuh, jadi kamu nggak perlu tungguin saya.."

"Kepedean banget bakalan aku tungguin. Cih.. Dasar.. "Kesal Rani sambil menghentak-hentak ke punggung sofa.

Kriukk..

Rani memegang perutnya dengan kedua tangan. Sepertinya cacing didalam perut Rani sudah minta diisi.

Rani lalu bangkit, pergi ke ruang makan. Namun Rani tidak mendapati apa-apa disana.

Gadis itu lalu berjalan ke arah dapur yang berjarak dua meter dari ruang makan, lebih tepatnya meja makan.

Rani membuka lemari es. Dan ya, ia menemukan makanan disana. Rani mengeluarkan makanan itu, dan meletakkannya diatas meja.

"Catatan??"Pikir Rani melihat ada sticky note tertempel disana.

Married With YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang