"Kita mau kemana??"Tanya Rani kepada Adnan, pasalnya pria itu tidak mengarah ke arah rumah.
"Pergi beli bahan, stok di kulkas udah habis soalnya."Ucap Adnan.
"Masa' saya pake baju sekolah aja om?? Mending kita pulang dulu.."Usul Rani.
"Emang kenapa kalau pake baju sekolah??"Tanya Adnan.
"Kamu malu jalan sama om-om?? Gitu??"Tanya Adnan.
"Ck.. Bukan!! Nanti om malah di ledekin karna jalan sama anak SMA.."Ujar Rani.
"Nanti om malah di goda sama mbak-mbak kasirnya, soalnya di kira jalan sama adeknya.."Batin Rani.
"Ya biarin.. Ngapain mikirin ucapan orang.."Jawab Adnan.
"Ck.. Terserah om aja deh.."Bosan Rani.
Mereka berdua melaju menuju ke salah satu swalayan yang ada di pusat kota.
Sudah cukup lama mereka berdua mengelilingi swalayan itu mencari apa-apa saja yang dibutuhkan.
Walaupun sebenarnya Rani hanya mengekori Adnan yang sibuk mencari sesuatu yang entah apa itu.
"Om cari apaan sih??"Tanya Rani.
"Saya mau cari bumbu masakan yang biasa distok di runah.."Jawab Adnan.
Rani hanya ber'o ria.
Mata Rani lalu tidak sengaja menatap ke rak stok mie.
"Om.. Stok itu yuk.."Tunjuk Rani ke rak mie yang beraneka ragam tersebut.
Adnan melihat ke rak mie itu. Lalu beralig menatap Rani.
"Nggak baik bagi kesehatan.."Ujar Adnan.
"Ya.. Kan nggak sering-sering juga makannya.."Ujar Rani.
"Kalau nggak sering-sering ngapain di stok??"Tanya Adnan, membuat Rani terjebak dalam kata-katanya sendiri.
Rani merengut sebal. Lalu tiba-tiba terpikir akan sebuah ide yang dapat membuat pertahanan Adnan goyah.
"Mas Adnan.. Em.. Em.."Ucap Rani dengan puppy eyes disertai dengan tangannya yang menarik-narik lengan bajunya.
Adnan tak sanggup menatap Rani yang bertingkah seperti itu. Pertahanannya hancur lebur seketika. Gadia di hadapannya ini memang pintar mencari kesempatan dalam kesempitan.
"Ck.. Iya iya.."Ucap Adnan, akhirnya memperbolehkan.
"Yes.. Makasih Om.."Ujar Rani lalu pergi ke rak mie, meninggalkan Adnan seorang diri.
"Bener-bener.."Ucap Adnan, gemes dan kesal sendiri.
Setelah puas berkeliling swalayan dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Rani nenjadi begitu patuh, mengekori Adnan yang menuju ke kasir.
Rani membantu Adnan mengeluarkan barang-barang dari troli untuk diletakkan di meja kasir.
Setelah menghitung dan memasukkan belanjaan mereka ke kantong, mbak-mbak kasir itu lalu menerima debit card milik Adnan. Lalu mengembalikannya kepada Adnan.
"Terimakasih.. Jangan lupa setia dengan kami.."Ucap mbak-mbak kasir itu.
Rani menatap tajam ke arah mbak-mbak kasir itu. Bahkan saat mereka sudah berjalanpun, mata Rani tetap mengarah kebelakang, masih menatap tajam mbak-mbak kasir itu.
"Besok-besok jangan belanja disini lagi.."Ujar Rani dengan bibir cemberutnya.
"Kenapa??"Tanya Adnan.
"Mbak-mbak kasirnya genit, masa om di suruh setia sama dia.."Jawab Rani merengut kesal.
Adnan tertawa mendengar penuturan Rani. Merasa gemas sendiri dengan sikap Rani yang seperti bocah yang mainannya tidak mau di rebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With YOU
Roman pour Adolescents#FOLLOW SEBELUM BACA #Jangan Lupa Tinggalkan Jejak "Apa??? Ibu Nikahin aku sama om-om begini?? Yang tua begini?? Aku masih SMA Bu. Ibu lagi becanda kan.." teriak Rani histeris. "What?? Nikah sama ABG labil?? Come on Mom, this is not funny, you know...