"RANIII!!!"Adnan langsung mendekap tubuh Rani, ketika melihat gadis itu sudah siuman.
"Argghh.. Om.."Ucap Rani, mencoba membebaskan diri.
"Saya susah nafasnya.."Ujar Rani, menepuk-nepuk pundak Adnan.
"Ah maaf.. saya senang kamu akhirnya siuman.."Ucap Adnan.
"Cie-cie.. om khawatir ya sama saya.."Goda Rani.
"Ya tentu.. kan kamu istri saya.."
"Cuman karena itu aja makanya om khawatir sama saya??"Tanya Rani.
"Itu aja?? Itu aja kamu bilang??"
"Loh.. kok om malah marah sama saya?? Kan saya lagi sakit.."Ujar Rani berakting seperti anak anjing yang tengah terluka.
"Ya, saya minta maaf... Tapi saya nggak bermaksud buat marah, cuman ucapan kamu itu bikin kesal.."
"Kok bikin kesal??"Tanya Rani.
"Ya iyalah kesal, masa khawatir sama istri sendiri dibilang cuman karena itu aja.. ya kesal lah.."Jelas Adnan.
"Maksud saya bukan gitu.. Maksud saya alasan om khawatir masa cuman itu aja.. Masa karma saya istri om aja?? Nggak ada alasan lainnya gitu.."Kode Rani.
Adnan tertawa kecil. Ia paham maksud dari istrinya itu. Bisa-bisanya sedang sakit masih bisa saja kode-kodean seperti itu.
"Ya tentu saja saya khawatir karema kamu istri saya.. Dan juga karna saya nggak mau kehilangan kamu.. "
Rani senyam senyum sendiri mendengar ucapan Adnan yang manis.
"Kalo kamu ga ada, kulkas jadi penuh sama bahan-bahan. Karena saya nggak tau mau kasihin masakan saya buat siapa.."Lanjut Adnan.
"APA??"Kesal Rani.
"Jadi maksud om saya itu ternak yang om kasih makan biar bahan-bahan di kulkas nggak kebuang?? Gitu maksudnya?? Iyaa??"Tanya Rani kesal ke ubun-ubun.
"Hahaha..."Tawa Adnan mengelegar melihat tingkah Rani yang kesal dan merajuk itu.
"Bukan gitu sayang.."Ucap Adnan tiba-tiba.
"Apa sih sayang-sayang..nggak jelas banget.."Ucap Rani.
"Kok nggak jelas.. kan panggil sayangnya ke istri sendiri bukan cewek lain.."Jawab Adnan.
"Apa sih om..nggak jelas banget.."
"Biarin.. yang penting kamu jelas istri saya.."
"Ihh..alay banget.."Ledek Rani.
"Nggak apa-apa.. yang penting kamu happy ngeledek saya.."
"Nggak ada.. uhuuu kegeeran.."
"Nggak ada.. nggak ada tapi senyum-senyum.. apa tu kalau bukan bahagia namanya..??"
"Ya kan senyum-senyum bukan berarti bahagia.. bisa jadi–gila..."Jawab Rani asal.
"Ya nggak apa-apa juga kalau kamu gila. Yang penting tetap jadi istri saya.."Jawab Adnan.
"Om emangnya mau punya istri gila..??"
"Ya nggak ada salahnya kalau orang gilanya kamu.."
"Aneh!!"Ujar Rani.
"Om nggak takut apa??"Tanya Rani.
"Takut?? Kenapa harus takut??"Tanya Adnan.
"Harusnya om takut. Karena apa?? Karena virus gila itu dapat menular. Emang om mau jadi gila??"Tanya Rani.
"It's okay.. asal saya gilanya sama kamu, ya nggak apa-apa.. Jadi nanti kita bisa gila-gilaan bareng.."Ujar Adnan menaik turunkan alisnya menatap Rani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With YOU
Fiksi Remaja#FOLLOW SEBELUM BACA #Jangan Lupa Tinggalkan Jejak "Apa??? Ibu Nikahin aku sama om-om begini?? Yang tua begini?? Aku masih SMA Bu. Ibu lagi becanda kan.." teriak Rani histeris. "What?? Nikah sama ABG labil?? Come on Mom, this is not funny, you know...