"Senang amat wajahnya.."Ucap Kelly, mengambil duduk disamping Rani.
Rani menatap Kelly, lalu gadis itu tertawa sendiri.
"Kenapa??"Tanya Kelly, mulai penasaran.
"Janji dulu kamu nggak bakalan ngeledek.. "Rani mengajukan jari kelingkingnya.
"Hufff.. Iya iya.. Janji.."Kelly menautkan jari kelingkingnya dengan jari Rani.
"Jadi apa.. Apa alasan yang bikin lo ketawa??"Tanya Kelly.
"Ini.."Rani memperlihatkan sebuah video yang ada diponselnya, dan benar, video itu benar-benar lucu dan siapapun yang melihatnya akan tetawa brutal.
Pasalnya, citra Adnan yang gagah perkasa luntur seketika didalam video itu.
"Hahahah.. Haha.. Lucu kan.."Ucap Rani.
Kelly menggangguk setuju.
"Tapi katanya lucu, kok komuk kamu malah gitu??"Tanya Rani.
"Gimana ya Ran.. Gimana ya cara gua ngomonginnya.."Ucap Kelly ragu.
"Apaa Kel?? Apaa?? Bilang aja.. Jangan bikin penasaran kayak gini deh.."Tuntut Rani, agar Kelly memberitahunya.
"Hahh.. Oke, gua cerita.. Tapi lo jangan sedih-sedih banget ya.."Peringat Kelly.
"Sedih hubu–"
"Ini soal Risky."Ucap Kelly memotong.
Raut wajah Rani berubah, tatapan matanya menjadi sendu.
"Kan.. Baru aja gua sebut namanya doang, lo langsung begini. Gimana caranya gua cerita.."Ucap Kelly.
"Nggak Kel, aku–ak–u ba-ik ba-ik aja kok.. Nggak apa-apa, cerita aja.."Ucap Rani.
"Ayo cerita aja.."Pintanya.
"Iya iya.. "
"Risky pergi ke Belanda buat pertukaran pelajaran."Ucap Kelly.
"Apa?? Pertukaran pelajaran??"
Kelly mengangguk.
Jadi ternyata ini maksud dari perkataan Risky waktu itu. Maksud dari ucapannya tentang keputusan yang dia ambil keputusan yang tepat, keputusan yang benar??
Rani menundukkan kepalanya.
"Risky pergi hari ini, pesawatnya berangkat jam lima sore nanti."
"Maaf kalau gua malah bikin lo kepikiran, tapi entah kenapa gua ngerasa kalau gua harus kasih tau lo tentang ini."Jelas Kelly.
"Maaf Ran, gua nggak maksud buat ngerusak mood lo.."Ucap Kelly.
"Gua rasa lo butuh waktu.. Kalau gitu gua pergi dulu.."
Kelly menghilang dari hadapan Rani. Kini gadis itu benar-benar sendirian di taman.
Apakah ini alasannya kenapa Rani tidak melihat Risky akhir-akhir ini. Pasti karna pria itu sibuk mengurus administrasinya, mengurus surat-surat untuk disana kelak.
"Kenapa nggak diberitain di lambe sekolah?? Kenapa nggak di posting juga di official sekolah?? Dan kenapa juga dia nggak bilang di grup OSIS??"
"Apa dia nggak mau kalau aku tau??"
"Apa aku nggak penting lagi?? Apa dia udah ngelupain aku?? Jadi, pelukan itu emang pelukan perpisahan??"
Tanpa sadar air mata berhasil lolos, dan membentuk aliran sungai di pipi Rani.
"Hahaha.. Kenapa aku malah nanggis kayak gini?? Hahah.. Aku harusnya senang dong, dengan begitu aku bisa ngelupain Risky. Ingat Rani, kamu itu udah nikah.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With YOU
Jugendliteratur#FOLLOW SEBELUM BACA #Jangan Lupa Tinggalkan Jejak "Apa??? Ibu Nikahin aku sama om-om begini?? Yang tua begini?? Aku masih SMA Bu. Ibu lagi becanda kan.." teriak Rani histeris. "What?? Nikah sama ABG labil?? Come on Mom, this is not funny, you know...