Bab 28

74 5 0
                                    

Rani berjalan santai menuju pagar sekolah. Ia merasa senang akhirnya waktu pulang datang juga. Akhirnya Rani bisa melihat wajah tampan suaminya, Adnan.

Jalan yang awalnya sepi itu mendadak berubah menjadi kerumunan yang saling berdesakan. Rani menghentikan langkahnya. Menatap binggung lautan manusia itu. Nggak lautan sih, lebih tepatnya genangan, genangan manusia.

Netra mata Rani tak sengaja melihat Adnan yang sudah menunggunya. Gadis itu merasa senang dan tambah bersemangat setelah melihat Adnan, walaupun pria itu tak balik melihatnya.

"Duh... kok malah makin dempet-dempet gini sih.."Keluh Rani, pasalnya dirinya malah semakin tergeser menjauhi pagar.

Rani lalu melihat ke arah rombongan yang seperti sedang dikerumungi lebah itu.

"Seida??"

"Huhh..pantesan kayak gini.."Ujar Rani, merasa sedikit kesal dan jengkel. Bukan kepada Seida, tapi kepada para manusia yang mendorong-dorong dan mengeser-geser tubuhnya itu.

Tapi Rani tak mau kalah, ia berusaha sekuat tenaga menuju ke tempat Adnan. Dengan selipan yang cepat, dan gerakan yang tangkas serta gerak tubuh yang gesit, akhirnya... Ranipun berhasil keluar dari genangan manusia itu.

Rani melap keringat di dahinya dengan telapak tangan. Lalu netra matanya kembali menatap Adnan. Dan kali ini mata Rani dan Adnan saling bertaut satu sama lain.

Adnan tersenyum ke arah Rani, dan tentu saja hal itu juga membuat Rani tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adnan tersenyum ke arah Rani, dan tentu saja hal itu juga membuat Rani tersenyum.

"Kenapa??"Tanya Adnan kepada Rani. Pasalnya gadis itu terlihat berkeringat dengan deru nafas yang tercegal.

"Huh?? Nggak apa-apa om..itu.."Rani menunjuk ke arah kerumunan yang berhasil ia lewati tadi.

"Saya baru berhasil keluar dari sana..makanya gini, ngos-ngosan.."Jelas Rani.

Adnan tersenyum. Pria itu lalu memegang pelan wajah Rani dengan  tangannya, dan tangan yang lain ia gunakan untuk menyeka keringat istrinya itu.

Tubuh Rani mendadak menjadi kaku, gadis itu mematung. Netra matanya tak pernah beralih menatap wajah Adnan yang sibuk mengelap kering di dahi Rani.

Lagi, mata mereka kembali bertemu lagi. Cukup lama, sebelum akhirnya Adnan mendaratkan kecupannya di pipi Rani, lalu meninggalkan gadis itu dan masuk ke dalam mobil.

Rani membeku beberapa saat. Lalu tangannya mengusap bekas kecupan Adnan yang masih meninggalkan rasa panas.

🌻


Kelly memeganggi telapak tangannya yang terasa nyeri. Mungkin efek dari tamparan tadi.

"Hufttt.."Kelly menghela nafasnya, lelah.

Tadi saat Rani memberitahunya tentang Leon yang mengerjai dirinya entah kenapa Kelly mendadak kehilangan akal sehatnya.

Dengan amarah yang memuncak Kelly langsung saja menghampiri pria itu, yang berada di WC belakang.

Married With YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang