Rani dan Kelly keluar dari ruangan sidang. Pasalnya hasil dari sidang telah ditentukan, yaitu Leon akan dipecat secara tidak hormat. Dan pencopotan jabatannya sebagai ketua PKS akan diupacarakan. Tentunya hal itu akan di saksikan oleh seluruh warga sekolah.
"Kel! Kelly!!!!"Panggil Rani, membuyarkan lamunan Kelly.
"Kenapa?? Kamu lagi mikirin apa??"Tanya Rani.
"Emm.. Ran!!"
"Hemm.."
"Menurut lo yang gua lakuin ini benar apa nggak??"Tanya Kelly.
"Kenapa emangnya?? Mendadak kamu merasa kesihan sama Leon?? Iya??"Tanya Rani.
"Iya nggak gitu juga.. Gua cuman merasa bersalah—dikit. Kek kalau upacara pencopotan jabatannya Leon bakalan disaksiin seantero sekolah, ya pasti bakalan ngerasa dipermaluin tu cowok. Terus nanti kalo dia ngerasa gitu, yang ada makin dendam dong sama gua."
"Ya gimana lagi Kel, namanya juga resiko. Apapun tindakan yang kamu ambil pasti bakalan ada efeknya."Jelas Rani.
"Iya emang benar. Tapi gua maunya masalah gua sama Leon selesai secara baik-baik gitu. Ya dia dipecat, diberhentiin dari jabatannya. Tapi nggak sampe diupacarain Ran. Yang ada dia malah tambah benci sama gua."Ucap Kelly.
"Kenapa kalau Leon benci sama kamu?? Atau kamu suka ya sama Leon?? Iya kan!!"Ujar Rani memajukan jari telunjuknya.
"Ish..apaan sih lo. Ya nggak lah.. amit-amit kali gua suka sama tu cowok bengis.."
"Hayolo Kel, hati-hati..biasanya yang kek gini nih yang bakalan jadi.."Goda Rani.
"Euii.. nggak banget. Lagian apaan sih lo aneh-aneh aja. Mending noh lo urusin sugar daddy lo. Hati-hati ntar doi berpaling."Ucap Kelly, menakut-nakuti.
"Ya nggak bakalan lah. Orang jelas-jelas Om Adnan udah mulai sayang sama aku. Udah nerima aku jadi istrinya. Bahkan bilang mungkin kalau aku itu emang takdirnya."Jelas Rani.
Kelly menatap Rani dengan ekspresi seakan-akan ingin muntah.
"Ya percuma aja dong kalau gitu. Kalau cuman satu aja yang sayang, ya nggak guna juga. Ibarat gini Ran, tangan kalau nggak kedua telapaknya saling bertemu nggak bakalan bisa bertepuk."
"Sama kayak lo, kalau cuman suami lo doang yang begitu ya sama aja."Jelas Kelly.
"Ish Kel..apaan sih. Namanya juga perjodohan, ya nggak mungkin instan. Pasti ada prosesnya. Semuanya itu pasti butuh proses. Proses buat menerima keadaan, proses belajar menerima diri satu sama lain. Proses belajar buat saling support, dan bahkan proses belajar buat saling cinta juga. Nggak bisa langsung-langsung aja."
"Iya emang bener. Tapi seenggakmya suami lo udah mulai belajar. Lah lo nya kapan??"Tanya Kelly.
"Udah..aku udah belajar kok.."Jawab Rani.
"Belajar apaa??"
"Ya belajar buat jadi istri yang baik. Walaupun baru mulai."Jawab Rani.
"Ck..iya deh iya.. yang udah mulai belajar nih.."Ledek Kelly yang mendapat balasan pukulan oleh Rani.
"Ouh iya, btw kok aku nggak ada lihat Galang ya setelah even Saida waktu itu??"Tanya Rani.
"Ya mana gua tau. Tanyain ke maknya lah. Malah nanyai ke gua."Jawab Kelly.
"Ya kan biasanya kalian juga sering berdua. Makanya aku pikir kamu tau."
"Nggak gua nggak tau. Dan kedepannya pun gua nggak bakalan mau tau."
"Apaan sih Kel?? Sensi bener aku nyebut soal Galang doang."
"Terserah lo. Pokoknya gua nggak mau lo sebut-sebut nama tu cowok lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With YOU
Jugendliteratur#FOLLOW SEBELUM BACA #Jangan Lupa Tinggalkan Jejak "Apa??? Ibu Nikahin aku sama om-om begini?? Yang tua begini?? Aku masih SMA Bu. Ibu lagi becanda kan.." teriak Rani histeris. "What?? Nikah sama ABG labil?? Come on Mom, this is not funny, you know...