XIV

518 102 773
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉

Dear dunia ...

Ini bukan hari yang menyenangkan, tapi aku banyak belajar hari ini.


Hari ini cuaca cukup mendung, entahlah ... Mungkin langit sedang bersedih. Ia bahkan tak menampakkan matahari kehadapan bumi. Langit begitu gelap, angin yang bertiup juga cukup kencang menjadikan suasana dingin diselimuti sunyi.

Fania menatap hujan yang berjatuhan menyentuh tanah, menatap daun serta rumput yang bergoyang tertiup angin.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30, ia harus berangkat ke sekolah. Ia menatap payung di sudut rumah, payung mereka hanya ada satu. Jika Fania menggunakannya ke sekolah, bagaimana dengan bundanya nanti? Bundanya juga akan berangkat kerja, tidak mungkin ia membiarkan bundanya terkena hujan.

Alhasil, Fania beranjak, ia berlari menembus hujan yang cukup deras. Ia menyangga tas di atas kepalanya agar tidak membasahi kepala serta rambutnya. Fania berlari sekencang mungkin, ia menginjak beberapa genangan air di jalanan, yang membuat sepatu serta kakinya basah.

 Fania berlari sekencang mungkin, ia menginjak beberapa genangan air di jalanan, yang membuat sepatu serta kakinya basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akhirnya, ia tiba di depan halte bus. Ia mengibas-ngibaskan seragam serta roknya yang basah terkena cipratan air. Ia melirik sekilas jam tangannya, kemudian menggigit bibirnya. Ini adalah kebiasaan Fania jika takut dan khawatir, ia takut ia akan terlambat lagi kali ini.

Bus datang dan langsung berhenti di depan halte bus, dengan cepat, Fania langsung menaiki bus itu. Ia duduk tepat di samping jendela, menatap keluar melihat jalanan yang basah terkena hujan.

Seorang lelaki yang duduk tak jauh dari Fania mendesah lesu, ia menatap Fania yang sibuk mengibas-ngibaskan seragam serta roknya.

Saat bus tiba di depan gedung sekolah, Fania turun dan langsung menyangga tasnya kembali sebagai payung untuk melindunginya dari air hujan.

Fania bersiap berlari, namun belum sempat Fania melangkahkan kakinya, seorang lelaki yang baru saja keluar dari bus menarik tubuhnya. Hal itu membuat tubuh Fania menubruk dada bidang laki-laki itu. Fania terkejut.

Lelaki itu membawa tubuh Fania berteduh di bawah payungnya, mendekap tubuh Fania agar tidak terkena air hujan. Fania menatap wajah laki-laki itu, Haikal. Lelaki itu tidak mengatakan apa-apa, dia tetap berjalan dengan tatapan dingin.

Fania menunduk, ia tak berani menatap Haikal. Wajah laki-laki itu sangat datar, tidak ada kehangatan dalam wajahnya. Tapi anehnya, Fania dapat merasakan kehangatan dalam dekapan laki-laki itu.

 Tapi anehnya, Fania dapat merasakan kehangatan dalam dekapan laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang