VII

511 78 231
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉


Dear dunia ...

Sebenarnya...
Hidup seperti apa yang sedang ku jalani ini?


Setelah di obati salah satu petugas UKS, Fania tertidur di bangkar UKS. Matanya terpejam rapat, hembusan nafas yang teratur menandakan gadis itu tertidur dengan lelap.

Jam menunjukkan pukul 12.00, Fania benar-benar akan melewatkan semua jam pelajaran hari ini. Ia tertidur mengistirahatkan hati dan pikirannya.
Untung saja tidak ada yang mengganggu Fania yang tertidur.

Ting... Ting...

Bel sekolah berbunyi, hal tersebut membuat tidur Fania terganggu. Fania perlahan membuka matanya, ia melihat sekitar ruangan. Ternyata ia masih berada di ruang UKS, ia menyibak selimut yang tadi menutupi tubuhnya dan berganti posisi menjadi duduk di atas bangkar.

Saat hendak ingin berdiri, seseorang datang ke ruangan itu. Perempuan itu datang dengan mampan yang berisikan makanan.

"Eh, udah bangun neng?" Tanya perempuan itu yang ternyata adalah penjaga kantin sekolahnya.

Fania tersenyum mengangguk, "ibu mau ngapain ke sini?" Tanya Fania ramah.

"Lah ... Kan di suruh ngantar makanan neng, Emangnya tadi pacar kamu nggak ngasih tau?" Heran ibu itu balik bertanya.

Fania mengerutkan keningnya, "pacar? Siapa?" Tanya Fania

"Ituloh neng, eum ... Orangnya tinggi, kaseplah pokoknya. Aduh, siapa yah? Mana ibu lupa lagi nanya namanya. Kamu masa nggak tau pacar kamu sendiri" heran ibu itu, ia meletakkan makanan di atas meja.

Fania hanya menggeleng lemah, "Fania nggak punya pacar Bu," ujar Fania mengambil makanan itu.

"Terus, yang tadi siapa?"tanya ibu itu heran, pasalnya lelaki itu menyuruh ibu penjaga kantin untuk mengantar makanan pada Fania tadi.

"Enggak tau," ucap Fania kembali menggelengkan kepalanya.

"Yaudah deh, yang penting katanya makanan kamu harus habis!" Tutur ibu itu dengan senyum manis.

"Dia yang bilang?" Tanya Fania, pandangannya beralih menatap makanan yang ada di depannya. " Ini banyak banget Bu, nggak bakal habis," ucapnya mendongkak menatap ibu penjaga kantin.

"Yah ... Ibu nggak tau, pokoknya pesannya itu," kata ibu itu bersekukuh.

Fania sedikit mengerucutkan bibirnya, "yaudah deh, makasih yah Bu," ucapnya ramah.

"Oke neng, siap. Ini udah di bayar yah neng," ujar ibu itu sebelum pergi ke luar dari ruangan.

Setelah kepergian ibu penjaga kantin, Fania menatap Lamat makanan yang ada di depannya. Begitu banyak makanan yang tersedia di hadapannya, bagaimana caranya menghabiskan makanan ini sendirian? Bisa meledak perutnya nanti.

Fania mulai memakan makanannya, fikirannya berkecamuk ke mana-mana. Siapa coba yang pesan makanan ini ke Fania? Aneh.

💚

Fania berjalan di koridor sekolah, ia tidak menggunakan sepatu lagi, ia hanya menggunakan sendal yang di khususkan untuk para siswa yang hendak ke lab.

Sungguh sepatu itu sangat rusak dan tak akan bisa di pakai lagi, ya mungkin satu lagi masih utuh. Tapi, tidak mungkin,'kan Fania menggunakan sepatu sebelah doang.

Fania berjalan hendak menuju ruang olimpiade di sekolahnya, sekolah ini sudah mulai sepi, para pelajar sudah berpulangan. Hanya tersisa anak ekskul dan anak olimpiade.

LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang