XI

424 60 174
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉

Dear dunia...

Kau tahu? Aku seperti hidup dalam terowongan panjang yang gelap tanpa adanya sinar matahari

Pagi hari ini semua siswa siswi berkumpul di lapangan sekolah, mereka semua baru menyelesaikan upacara bendera yang di lakukan setiap Senin pagi.

Akibat kejadian semalam, di mana seseorang telah membuat kekacauan di sekolah. Para guru memutuskan untuk melakukan razia terhadap semua siswa siswi, mereka harus tau siapa dalang dari kekacauan semalam.

Semua siswa siswi mengeluh akibat panasnya cuaca di pagi hari ini. Semua terlihat mengeluh, sedangkan para petugas OSIS kini mulai menjalankan tugasnya.

Semua petugas mulai memasuki satu persatu ruangan kelas, mereka mengambil barang-barang yang tidak layak di bawa ke sekolah.

Setelah beberapa menit, para petugas OSIS kembali berkumpul di depan lapangan dengan barang-barang hasil pemeriksaan mereka. Terdapat banyak sekali make up dan juga rokok, bahkan ada yang membawa kondom. Kepala sekolah geleng-geleng kepala melihat hasil pemeriksaan, barang-barang itu sungguh tidak layak di bawa ke sekolah.

Kepala sekolah memicingkan pandangannya pada satu objek yang menurutnya sangat menarik. Ia melihat sebuah test pack yang sudah di pakai, bahkan test pack tersebut menunjukkan dua garis.

Sang kepala sekolah langsung mengambil test pack tersebut dan menanyakan dari mana para petugas OSIS mendapatkan test pack ini.

"Dapat dari mana ini?" Tanya kepala sekolah pada Zega yang kebetulan berdekatan dengannya.

Zega pun menatap teman-temannya, seolah menanyakan dari kelas mana test pack tersebut di temukan. Karna Zega hanya memeriksa di kelas lantai 3 khusus anak kelas 12.

"Maaf pak, izin menjawab. Test pack itu saya yang menemukan di kelas 11 IPA ¹." Sahut salah satu petugas OSIS .

"Punya siapa?" Tanya kepala sekolah dengan raut wajah yang sangat serius.

"Kalau menurut dena kelas, ini dari meja seorang siswi yang bernama Fania pak." Jawab gadis itu.

Zega yang mendengar itupun langsung melotot. "Fania? Hamil?" Gumam Zega sangat pelan, ia menatap Fania yang kebetulan berada di barisan paling depan. Fania tersenyum takkala melihat Zega yang menatapnya dari kejauhan. "Nggak mungkin ini punya Fania, kalau ini punya Fania, pasti dia sekarang ketakutan dan khawatir. Tapi ini, Fania bahkan tersenyum, seolah tidak terjadi apa-apa." Zega menggigit bibirnya pelan, ia berpikir ini mungkin kerjaan orang usil yang selalu bersikap kekanak-kanakan.

"Fania?" Tanya kepala sekolah tersebut seolah memastikan bahwa pernyataan itu tidaklah salah.

"Iyah pak, saya menemukan ini dari tas Fania," Jawab gadis itu meyakinkan.

"Baiklah," lelaki paruh baya itu kembali menaiki podium sembari membawa test pack yang ada di tangannya. "Yang bernama Fania, tolong maju ke depan!" Titah sang kepala sekolah dengan lantang dan tegas.

Fania yang mendengar itupun langsung berjalan menuju podium, entahlah ... Dia tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi, ia lebih memilih untuk menuruti titah sang kepala sekolah.

LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang