II

1.2K 109 518
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉

Ingatkan kalau ada typo! Nanti aku revisi pelan-pelan

Dear Dunia...

Apakah kau sungguh tidak menyukai ku? Hari-hari meresahkan ini sungguh membuat ku sesak setiap hari.

Kini, Fania memandang lurus sebuah cafe di sebrang jalan. cafe itu adalah tempat ia bekerja, Ia baru saja turun dari bus, kemudian Ia berjalan menghampiri cafe tersebut.

Sesampainya di cafe, ia segera bergegas mengenakan pakaian khusus pelayan di sana, Dan langsung mulai bekerja. Seorang wanita cantik datang menghampirinya, wanita itu menggunakan pakaian yang sama dengannya.

 Seorang wanita cantik datang menghampirinya, wanita itu menggunakan pakaian yang sama dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fania, kamu baru datang?" Tanya wanita itu tersenyum manis.

"Iya ka Vanes, maaf yah ... Fania telat," ujarnya tak enak hati.

"Hahaha ... nggak papa, santai aja! Lagian pengunjung nggak ramai-ramai amat," balas vanes.

"Bos kita mana ka? Kok nggak keliatan yah," tanya Fania, matanya menyelidik setiap ruangan.

"Ada, dia lagi di ruangannya," jawab vanes sembari mengelap gelas-gelas di bar cafe.

Fania manggut-manggut paham, "yaudah ... Kita lanjut kerja aja ka," seru gadis itu mulai bekerja.

"Fania?" Panggil seorang lelaki paruh baya yang baru saja menghampiri mereka. Lelaki itu adalah Agus, bos mereka. atau dengan kata lain, pemilik cafe ini.

"Iyah pak," sahut Fania.

"Kamu baru pulang sekolah?" Tanya Agus.

"Iyah pak, maaf kalau Fania datangnya telat." Fania merunduk, ia merasa bersalah karna tidak tepat waktu untuk bekerja.

"Enggak papa, yang penting nilai kamu nggak turun. Bapak cuma mau nanya aja, kamu nggak cape pulang sekolah langsung kerja?"

"Enggak pak," jawab gadis itu meyakinkan.

"Ya sudah ... Lanjut saja bekerja, saya mau ke depan dulu." Kemudian pak Agus berlalu dari hadapan Vanes dan Fania.

"Baik pak!" Jawab mereka kompak.

Fania bersyukur, meski ia sering mendapat perundungan di sekolah, tetapi ia masih bisa merasa kehangatan di tempat kerjanya. Ka vanes orang yang baik, begitu juga dengan pak Agus. Mereka selalu memaklumi Fania yang suka datang telat karna masih sekolah.

Fania dan Vanes sibuk bekerja, mereka melayani semua pengunjung. Pengunjung sore ini sedikit lebih banyak dari tadi pagi, mungkin karna di luar sedang hujan.

Fania menatap sendu ke luar melalui dinding kaca cafe itu, ia menatap jalanan yang basah beserta beberapa orang yang berlarian menghindari air hujan,  "pasti rumah bocor lagi," gumamnya saat melihat hujan yang begitu deras.

LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang