III

787 85 365
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉

Ingatkan kalau ada typo! Nanti aku revisi pelan-pelan

Dear Dunia...

Setiap bangun pagi aku harus menghela napas panjang. Gelisah rasanya...
Aku lelah, bisakah kamu menghentikan penderitaan ini?

Fania baru saja keluar dari kamar mandi, ia pergi ke kamarnya untuk memakai pakaiannya. Ia masuk dan langsung mengganti pakaiannya, malam ini sangat dingin, bahkan hujan kembali turun dengan derasnya.

Setelah mengganti pakaiannya, ia menatap nanar kasurnya yang basah, terdapat 2 baskom besar yang menampung air hujan yang turun melalui genteng yang bocor di atas kasur.

Fania mengambil bukunya dari meja belajar dan membawanya ke ruang tamu, ia akan tidur di sini seperti biasanya saat hujan datang.

"Bun? coklat panas Fania udah jadi?" Tanyanya

"Iyah sayang, bentar lagi selesai kok. Sabar yah!" Jawab bunda Talia sedikit berteriak dari dapur.

Fania kembali berkutat dengan buku-buku di depannya, ia harus belajar agar nilainya tidak turun. Ia menatap 1 buku catatan yang  sangat bagus, kelihatannya sangat mahal. Itu buku Lidya, ia harus mengerjakan pr Lydia tiap hari. Jika tidak... Fania akan semakin dirundung dan di ancam di keluarkan dari sekolah. Ingat, ayah Lydia adalah pemilik gedung sekolah yang memberikan Fania beasiswa.

"Ini susu coklatnya nak!" Ucap bunda Talia menyodorkan segelas susu.

"Eh, Iyah Bun. Makasih yah bunda" Fania tersenyum hangat.

"Kamu lagi ngelamunin apa nak?" Tanya bunda Talia.

"Enggak ada Bun, Fania cuma kecapean doang kok," jawab gadis itu.

"Kalau cape istirahat nak, biar ngak sakit. Apalagi tadi kamu habis kehujanan." Talia mengusap lembut punggung anaknya yang kembali asik belajar.

"Enggak papa Bun, biar nanti Fania bisa jadi anak sukses dan bisa beli rumah yang bagus buat bunda," Ucapnya tak mengalihkan pandangannya dari buku

"Kamu belajar aja yang bener, jaga kesehatan jangan di paksain. Kalau bunda mah urusan belakang aja," ujar Talia tersenyum hangat.

"Iyah bunda, doain aja nilai Fania ngak turun," Balas Fania lembut

"Di sekolah, teman kamu baikkan sama kamu?" Tanya Talia menatap teduh anak gadisnya.

"Baik kok Bun," jawab Fania berbohong.

                                  💚

Jam menunjukkan pukul 04.00 pagi, bunda Talia terbangun dan langsung mendapati anaknya yang tengah merapikan sesuatu. Fania tidak tidur semalam? Bunda Talia memang tidur duluan semalam, dan kini ia terbangun untuk mengambil minum. Tetapi ia mendapati Fania yang tengah sibuk dengan kerjaannya.

"Fania? Kamu lagi ngapain nak?" Tanya bunda Talia berdiri menghampiri Fania yang sedang berjongkok memunggunginya.

Fania terkejut, terlihat dari bahunya yang tersentak. Ia menghadap bunda Talia dan berusaha untuk menyembunyikan apa yang ia kerjakan tadi. "Eh ... Bunda, udah bangun?" Tanya Fania sedikit gugup.

"Udah, kamu lagi ngapain?" Tanya bunda Talia menyelidik apa yang Fania sembunyikan di belakang tubuhnya.

"Eumm ... Nggak ada bunda, Fania cuma ... Eum ... Fania cuma kebangun doang kok bunda, tadi denger suara anjing, jadi kebangun deh," ucapnya tersenyum kikuk. Fania mengigit bibirnya, takut bunda Talia melihat sepatu yang sedang ia perbaiki.

LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang