XVIII

363 56 206
                                    

Happy reading ◉⁠‿⁠◉

Dear dunia

Kau tahu? Sedari dulu sebenarnya aku punya harapan kecil, aku ingin bisa tidur nyenyak di malam hari.

Pagi ini semua para siswa yang ikut camping tengah berkumpul di lapangan sekolah, mereka sedang melakukan absensi sekaligus mendengarkan arahan dari panitia camping.

Zega sibuk mendata siapa saja yang sudah hadir, ia memanggil satu persatu nama-nama siswa yang ikut camping.

"Yang saya panggil namanya tolong angkat tangan yah!" Tutur Zega memberi arahan.

"Fania?" Fania langsung mengangkat tangan kanannya saat mendengar namanya di sebutkan oleh ketua OSIS tersebut.

Lydia yang mendengar nama Fania di sebutkan langsung mengerutkan keningnya, ia tidak tahu kalau Fania akan ikut camping kali ini, matanya langsung mencari keberadaan Fania.

"Si miskin itu ikut?" Tanya Lydia sedikit menyikut lengan yura

"Mungkin," ucap Yura mengedikkan bahunya

"Dapat duit dari mana dia?" Kini cindy yang bertanya

"Habis ngelonte mungkin, kalau bukan dia yang ngelonte, berarti nyokapnya," ucap Lydia disertai kekehan kecilnya.

"Hahaha, miris!" Sahut Yura dengan senyum smrik nya.

"Haikal?" Zega melirik satu persatu siswa untuk mencari keberadaan Haikal, namun nihil. "Haikal?" Panggil Zega sekali lagi.

"Belum hadir kali," jawab salah satu siswa.

Lydia yang mendengar nama Haikal, kembali mengerutkan keningnya. 'haikal ikut? Tumben banget itu anak ikut.' batinnya.

Setelah selesai mendata semua siswa, Zega memutuskan untuk menunggu sebentar beberapa siswa yang belum hadir, siswa boleh menunggu di dalam bus dan juga menunggu di sekitar sekolah. Fania memutuskan menunggu di bawah pohon di lapangan sekolah.

Berbeda dengan Fania, kini Daniel sibuk menelfon Haikal. Ia sudah menelfon Haikal sebanyak 20 kali, saat berjalan melewati kelasnya, Daniel mendengar nada dering ponsel saat menelfon Haikal.

Daniel memutuskan untuk memasuki kelasnya dan benar, ia mendapati Haikal yang tengah tertidur dengan nada dering ponsel yang berbunyi di atas meja.

"Buset si bangsat, bisa-bisanya ni orang tidur dengan santainya, woi Haikal!" Kesal Daniel dengan nada suara sedikit meninggi sembari memukul meja.

"Hmm?" Sahut Haikal membuka matanya perlahan

"Dari tadi Lo di sini?"

"Hmm" jawab Haikal mengangguk pelan

"Kenapa nggak ikut baris tadi sama anak-anak?"

"Panas," singkat Haikal

"Enteng banget mulut lo ngomong yah! Dari tadi lo gue telfon, kenapa nggak di angkat?" Tanya Daniel bercakak pinggang

"Lo nelfon gue?" Tanyanya dengan suara khas baru bangun

"Si anjing, dari tadi handphone lo bunyi, lo nggak dengar gitu?" Haikal menggeleng sebagai jawaban.

"Bener-bener yah kal, gue pecahin juga telor lo sekarang," dumel Daniel mulai geram

Haikal memutar bola matanya jengah, "Daripada lo ngomel-ngomel nggak jelas, mending lo keluar! Lo bakal buang-buang waktu ngomong sama gue. Lagian gue dengar kok semua pengumuman tadi walaupun gue tidur di kelas"

LUKA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang