Sebuah keluarga kecil yang sedang berkumpul di ruang ICU Rumah Sakit ditemani tangis sendu meratapi nasib sekarat sang wanita hebat.Tubuh ringkih yang penuh luka itu masih berusaha untuk bertahan hidup dengan bantuan nebulizer yang terpasang di hidung nya, setidaknya sampai ia bisa menyampai pesan terakhirnya kepada ketiga anak laki-lakinya dan suaminya.
Dari empat laki-laki yang menemaninya, sang anak bungsu lah yang tangisan paling keras sambil memegangi tangan ibunya yang ditusuk kan jarum infus itu.
"Mama jangan pergi ... nanti Jiun gimana Ma? Nanti siapa yang buatin nasi goreng favorit Jiun lagi? Nanti siapa yang Jiun bantuin bersihin rumah Ma?," lirih si sulung.
"Mama harus kuat kalau enggak, nanti yang ajak kita main siapa Ma? Papa sibuk terus, Mama harus bertahan buat kita semua Ma, Dobby janji ga berantem lagi sama Bang Jiun." Si anak tengah memeluk kaki ibunya yang tertutup selimut putih rumah sakit itu.
Pria paling dewasa di ruangan itu mengelus surai istrinya sambil tersenyum. "Kamu harus kuat sayang, kamu harus bisa melihat pertumbuhan anak-anak kamu, kita besarin mereka bareng-bareng ya? Jangan pergi ... mereka masih butuh kamu sayang, aku mohon, kamu bertahan ya?" bisik sang suami.
Wanita itu tersenyum, begitu besar cinta yang ia dapatkan dari keluarganya. Namun sebesar apapun cinta mereka, tetap Tuhan sepertinya lebih menyayanginya, waktu ia tidak lama.
Ia menggeleng menatap suaminya. "Aku gak bisa sayang, Tuhan lebih sayang sama aku, aku harus pergi. Jaga anak-anak, sayangi mereka, kamu harus belajar menjadi dua peran untuk mereka, jangan telantarin anak kita ya? Aku bakalan selalu mantau kalian semua dari atas."
Sang suami menggeleng, ia menitik kan air matanya. Sang istri beralih menatap anak-anaknya. "Kalian nanti harus nurut sama abang ya? Jangan suka ngebantah, nanti Mama marah ngeliat kalian dari atas kalau suka membantah Abang." Wanita itu beralih menatap putra sulungnya. "Abang harus bisa gantiin peran Mama ya? Jangan galak-galak sama adiknya. Mama bakalan ngejagain kalian dari atas ... sayang"
"ENGGAK MA! MAMA GAUSAH KE ATAS BUAT JAGAIN KITA, MAMA HARUS JAGAIN KITA DISINI AJA, MAMA JANGAN PERGI!" pekik si bungsu.
Wanita itu menggeleng, ia menitik kan air matanya, sungguh ini sulit baginya untuk meninggalkan semua jagoannya, tapi tubuhnya terlalu sakit untuk bertahan. Ia tidak kuat.
"Mama gabisa sayang, Mama harus pergi, kamu yang sehat ya? Jangan nyusul Mama! Anjing yang tadi kamu selamatin jangan di pelihara ya? Itu bukan punya kamu, ada pemiliknya, lain kali jangan lari-larian di jalan lagi ya? Nanti Mama udah gaada buat nolongin kamu lagi. Dan janji sama Mama kalau kamu harus berjuang buat sembuh ya?"
"Mama kenapa sih harus nyelametin Ajun!" pekik si bungsu, andai ia tidak berlari ke tengah jalan ini pasti tidak terjadi, ibunya pasti masih bisa tertawa sekarang.
"Lebih baik Mama yang kehilangan nyawa, daripada menyaksikan anak Mama pergi lebih dulu ninggalin Mama. Kamu jangan merasa bersalah dan kalian semua gaboleh ada yang nyalahin Ajun, dia ga salah!" lirih wanita itu.
"Jiun ... inget ya, jaga adik-adik kamu, ini pesan terakhir Mama!"
"ARGHHH! KENAPA MASALAH SELALU DATANG KEPADA KELUARGA KAMI TUHAN? BERI KAMI SEDIKIT RUANG UNTUK BAHAGIA, SEDIKIT SAJA. JANGAN AMBIL ISTRI KU TUHAN, ANAK-ANAK KU MASIH MEMBUTUHKANNYA," teriak sang ayah bercampur dengan tangisnya. Ia tidak iklhas jika harus ditinggal oleh perempuan yang ia cintai.
Sang istri menangis, ia memegang tangan suaminya. "Jangan kayak gini! Kamu gaboleh sedih di depan anak-anak! Gaada manusia yang gapunya masalah sayang, jangan paksa aku untuk bertahan, ini sakit, lepasin aku ya?"
"Ayah, iklhasin Mama, jangan sakitin Mama, biarin Mama pergi, jangan buat Mama sakit!" perintah si anak tengah. Ia tidak bisa melihat ibunya menahan sakit seperti ini, ia sangat menyayangi ibunya.
Wanita itu tersenyum. "Mama tau, akhir-akhir ini keluarga kita sering di timpa banyak masalah. Ambil surat yang udah Mama simpan di laci ruang tamu, baca itu, renungi semua kata-kata yang Mama udah tulis. Jadikan itu sebagai pegangan hidup kalian."
Napas dari wanita itu sudah tersecekat. Inilah akhirnya. "Mama pergi. Maaf ..."
Grafik detakan jantung berubah menjadi lurus. Napasnya sudah tak terasa.
"MAMA!"
"Ny. Juliana Rendra wafat pada pukul 18.45"
Setelah tiga hari melewati masa terpurukan, mereka sekeluarga pun kembali berkumpul dan membuka laci yang wanita itu bilang, mengambil amplop putih dan membukanya.
Berisi tulis tangan ibunya yang sangat indah, mereka mulai membaca kata demi kata yang ibunya tuliskan.
Dear, all my superheroes
Kalau kalian baca surat ini berarti mama udah pergi ninggalin kalian. Tulisannya masih bisa kebaca ga? Mama berharap, Mama di panggil Tuhan pas udah liat kalian nikah dan punya anak, tapi hidup gaada yang tau jadi, Mama beneran pergi pas kalian udah nikah kan? Nih baca kalau kalian lagi banyak masalah, renungi ini, jangan ngelakuin hal yang aneh-aneh!
Hidup itu emang kayak sebuah perjalanan, dari satu masalah nambah ke masalah lainnya. Semua orang punya masalah, enggak ada orang yang gapunya masalah, gak ada orang yang bisa kabur dari masalah. Selesaiin masalah kalian dengan lapang dada dan bijaksana, kalau ga sanggup minta tolong, jangan dipendem sendiri karena itu yang bikin kita mikul beban yang lebih berat. Tapi inget satu hal, seringan atau seberat apapun masalah yang kalian dapat, minta tolong sama Tuhan karena bagaimana pun Tuhan yang udah nyiptain alur hidup buat kalian. Jalani dengan semangat, Tuhan selalu disamping kita.
Semangat terus! Jangan suka nangis, nanti jadi jelek kayak Ayah! Bercanda Ayah ... Ups
From Juliana
your WonderwomanMereka berempat kembali menangis, tapi dengan lucunya si bungsu justru menghampus jejak air mata mereka. "Jangan nangis, mama gasuka!" lirih si bungsu."
"Ayah, kata mama mau pergi pas udah liat kita nikah, tapi kok malah jauh banget dari keinginan mama?" tanya si sulung.
"Umur gaada yang tahu, Nak. Sekarang tugas kamu itu penuhin amanat mama, jaga adik-adik kamu ya."
"Iya Ayah."
___________________________________________
Halo all,
Ini cerita wattpad pertama yang aku buat, sebenarnya mau up cepet, tapi aku masih kurang yakin, and sekarang udah aku up!! .... mohon dukungannya ya!
![](https://img.wattpad.com/cover/330717610-288-k474727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah dan Kita
Teen Fiction_______________________________ "Sederhana saja Tuhan, kita adalah atma yang mempunyai asa untuk mendapatkan harsa amerta." ----------------------------------------- Setiap part di cerita ini hanya karangan belaka dan murni dari kreatifitas penulis...