"Jangan salahkan aku jika aku membenci temanku sendiri karena ia berhasil membuat orang yang ku cintai justru mencintainya" -Denta Kyshila Putri
Pagi harinya, Jiun melihat Dobby menuruni tangga dengan tergesa-gesa dan berlari menuju pintu depan. "Tumben tuh bocah udah bangun tanpa gue jadi reog dulu. Bagus deh," batin Jiun.
Tak lama, Jiun melihat Dobby kembali dengan membawa sebuket mawar merah dengan penuh senyum.
"Widihhh buat siapa tuh bunga?" tanya Jiun.
"Vanda," jawab Dobby sambil menduduk kan dirinya di sofa.
Jiun mengerutkan alisnya, itu nama yang asing baginya bahkan ia tak pernah mendengarnya. "Vanda siapa?"
"Ck, ituloh temennya Denta," jelas Dobby.
"Ouh. BUSET LO MAU NEMBAK ANAK ORANG?" heboh Jiun.
Dobby nyengir. "Engga sih, mau ngasi gift aja." Dobby menggaruk tekuknya yang tak gatal. Jiun hanya mangut-mangut, doakan saja kisah cinta adiknya ini berjalan lancar.
Di sekolah
"TADAAA!" Dobby mengejutkan Denta dengan sebuket bunga mawar merah saat dia baru sampai di kelas.
"Lo bawain gue bunga?? Baik bener." Denta yang mengira bunga itu untuknya pun hendak mengambil bunga itu namun, Dobby sudah menjauhkannya terlebih dahulu.
"Enggaklah, yakali buat lo. Ini tu buat Vanda, kan nanti gue mau ketemuan sama dia."
Deg
"O-ouhh." Senyum yang awalnya Vanda tunjukkan pun sekita menghilang, entah rasanya jantungnya berdenyut nyeri. Sakit.
Saat ini semua siswa sedang fokus mendengarkan pelajaran yang diberikan oleh guru, kecuali Dobby yang dari tadi menganggu Denta dengan permintaan tolongnya. Denta dan Dobby itu teman sebangku
"Denta nanti temenin gue ketemu Vanda yaaa, plissss," rengek Dobby sambil menatap Denta dengan mata berbinarnya, walau itu diabaikan oleh Denta.
"Ga!"
"Ihhh masa lo gitu sihh, mau yaaa."
"Ihhh Dobby udah gue bilang gamaukkk, lagian lo ngapain sih ngajakin gue, kan mau ketemu Vanda."
Mood Denta saat ini sangat hancur karna Dobby nengajaknya bertemu Vanda, belum lagi guru yang menjelaskan rumus-rumus matematika di depan.
"Vanda suruhnya ngajakin elo Denta, masa lo tega sih gue gajadi ketemu sama Vanda, gaada kemajuan dongg, dukung gue yaaa," ucap Dobby.
Denta memejamkan matanya menahaan geram. "Kenapa Vanda menyeret Denta ke masalaha cinta monyet ini."
"Ck yaudahhh dehh tapi lo jangan berisik lagi, DIEM!" Denta pun akhirnya harus mengalah juga.
"hehe, nah gitu dong."
"Stttt" Denta menaruh telunjuknya di depan mulut Dobby, agar laki-laki itu diam.
Setelah perdebatan kecil mereka, Denta selalu memperhatikan Dobby yang terlihat senyum-senyum sendiri. Denta tersenyum kecut.
"Segitu senengnya lo kalo mau ketemu Vanda ya? Beneran gaada harapan lagi ya buat gue?" Denta membuang muka, ia masih tersenyum dan beralih menundukkan kepalanya. "Andai Vanda itu gue, pasti gue beruntung banget."
Pulang sekolah
Baru saja bell bunyi, Dobby udah ngibrit keluar kelas, tidak lupa sambilan narik Denta. Gurunya sabarr.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah dan Kita
Teen Fiction_______________________________ "Sederhana saja Tuhan, kita adalah atma yang mempunyai asa untuk mendapatkan harsa amerta." ----------------------------------------- Setiap part di cerita ini hanya karangan belaka dan murni dari kreatifitas penulis...