"Setiap anak mempunyai masalahnya masing-masing, tidak semua anak itu sama ... bahkan tidak ada. Jangan suka membandingkannya, anak mu benci jika dibanding-bandingkan" -Aksara Candra
Sekolah
Bel istirahat sekolah sudah berbunyi 2 menit yang lalu. Berbeda dari siswa lainnya yang berlarian ke arah kantin, ada 4 siswa justru masih betah dengan kesibukan yang mereka perbuat di Taman Sekolah.
"Siap ya, satu, dua, mulai!" aba-aba salah satu siswa perempuan.
"HALOO," ucap mereka bersamaan.
"Perkenalkan, kami siswa dari SMA Raya Jati. Tujuan kami membuat video ini adalah untuk mengikuti lomba kategori 'Tell each other's life problems and tell the beginning of their meeting'. Saya yakin, bersama tiga teman saya, kita bisa memenangkan lomba ini. SEMUANYA, SIMSALABIN ABRAKADABRA"
Mereka berempat kompak meluruskan tangan ke depan dan memejamkan matanya. Sebenarnya niatnya nanti mau diedit pake transisi, tapi mereka kurang yakin sama editornya, karena waktu masa MPLS, OSIS menyuruh mereka untuk membuat video rohani yoga, tapi perempuan itu dengan bangganya mengirim video dj jedag jedug, isi lampu kelap-kelip lagi.
"Lo serius mau buat video secringe ini?" tanya salah satu siswa diantara mereka.
"Cringe? Ini udah ide terbaik gue kali. Udah mau juga gue nurutin pake transisi, lo mau gue jadiin jedag jedug aja?" tanya perempuan itu dengan garang.
"E-engga deh, yaudah lanjutin."
"Hmm yaudah, sekarang sesi perkenalan dirinya, siapa yang mau duluan?"
"Lu duluan dah."
"Ck, mentang-mentang paling tua, gue mulu yang kena."
"Tua kok dibanggain."
"Stttt, waktu kita ga banyak nihh, cepetannn!"
"Iya sabar ck."
"Hai, perkenalkan gue Janendra Areskala Hadinata, putra dari bapak Rendra dan ibu Juliana. Orang-orang biasanya manggil gue Jiun, gatau dah darimana tu nama panggilan, pokoknya udah nempel aja sama hidup gue. Lanjut, Gue anak sulung dari tiga bersaudara dan dua adik gue kembar, umur gue sekarang 18 tahun dan gue kelas 12 MIPA 3. Hidup gue gapernah kekurangan kalo soal uang, karena ayah punya perusahaan yg banyak dimana-mana, tapi punya banyak uang bukan berarti hidup gue selalu bahagia. Mama gue meninggal disaat umur gue masih 10 tahun karena kecelakaan dan semenjak itu gue harus gantiin peran mama buat ngejagain adik-adik gue yang masih 8 tahun karna papa sibuk kerja dan ga pernah ada waktu untuk kita. Bahkan untuk ngambilin rapot sekolah pun gue harus minta tolong ke mama temen gue sekalian ngambilin rapot adik-adik gue, padahal papa itu pemilik perusahaannya masak gabisa cuti sih??"
Jika pada umumnya anak pertama yang hidup dalam keluarga yang berada hidupnya akan bahagia tanpa perlu bekerja keras untuk menjalani hidup, berbeda dengan Jiun, bukan tentang mencari uang yang susah, tapi tentang bagaimana dia harus menjaga kedua adiknya sendiri tanpa bimbingan dari orang tuanya. Bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan, dan membangunkan adik-adiknya, menyiapkan seragam mereka, pulang dari sekolah pun ia harus membersihkan rumahnya yang besar itu sendiri, lalu kembali menyiapkan makan untuk adiknya. Kalau ditanya "kenapa tidak mencari pembantu?" Simpel saja, Jiun tidak mau ada orang lain yang nanti bisa menggantikan posisi ibunya dirumah.
Terkadang Jiun juga lelah dengan hidupnya, walau adik-adiknya biasanya ingin membantu, Jiun sering menolak dan menyuruh mereka untuk pergi bermain saja. Bukan tanpa alasan, tapi Jiun dari kecil sudah menanamkan prinsip kalau dia masih bisa, dia tidak ingin merepotkan orang lain, keras kepala memang, tetapi ayahnya juga sudah memberikan tanggung jawab itu kepada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah dan Kita
Fiksi Remaja_______________________________ "Sederhana saja Tuhan, kita adalah atma yang mempunyai asa untuk mendapatkan harsa amerta." ----------------------------------------- Setiap part di cerita ini hanya karangan belaka dan murni dari kreatifitas penulis...