XXV. Malam Barbeque

79 11 0
                                    

"Terkadang kita juga memerlukan teman untuk yang tepat untuk berbagi cerita." -Janendra Areskala Hadinata.

"Mundur, mundur, stop! Kiri kiri, ya," ujar Jordan yang mengarahkan Yudhi jalan untuk membawa meja karena Yudhi jalan mundur.

Jadi, mereka akan melakukan acara memanggang bersama dan Jordan dengan Yudhi diminta untuk menyiapkan meja dan kursi agar mereka bisa makan dengan nyaman.

"SETAN!" umpat Yudhi.

"Hati-hati kek! Kaki gue hampir ketimpa kaki meja nih!" protes Yudhi ke Jordan.

"Siapa suruh punya kaki," jawab Jordan.

Yudhi mendelik tak percaya. "Hushh omongan lo!"

"Ya lagian, cuma hampir kan?" tanya Jordan. Yudhi hanya mendengus dan memutar bola matanya malas.

"Ck, cepetan! Pegel nih tangan gue ngangkat meja!" kesal Jordan.

"Yeuu, siapa suruh ngangkat? Orang posisinya udah pas." Yudhi segera meninggalkan Jordan untuk mengambil beberapa kursi.

Jordan yang di tinggal pun hanya menatap tak suka dan segera menurunkan mejanya lagi. "Lu sih!" Jordan memukul meja itu lalu ikut menyusul Yudhi.

•••

19.00

Mereka semua berkumpul untuk memulai acaranya, mereka sengaja melakukannya di samping Pantai agar mendapatkan angin malam dan suara indah debutan ombak.

Jiun, Denta, Calista, dan Rendra bertugas untuk menggoreng, sisanya hanya menyiapkan hal-hal yang lain karena tidak pandai dengan urusan kematangan kalau kata Rendra, "lebih baik kalian melakukan hal lain yang menguntungkan dari pada membantu, tapi merugikan."

Ajun meracik saus barbeque dan menyiapkan lalapannya dibantu oleh Jiun agar bisa menentukan takaran, Rendra dan Dobby membumbui ayam yang akan mereka panggang, Calista dan Denta membersihkan dan menghilangkan bau amis pada seafood, sementara Yudhi, Wawan, dan Jordan membersihkan sisik ikan. Tidak seru namanya jika melakukan hal tersebut dengan keheningan, mereka memutar lagu dan menyanyi dengan heboh, terutama tiga manusia yang mendapatkan tugas untuk membersihkan sisik ikan bahkan ikan sudah mati mereka tetap ajak berbicara.

"Ikan, lo tau ga rasanya hirup udara? Lo ga pengap setiap hari ngehirup air? Kalo gue jadi lo sih udah mati, tapi lo mati duluan dari gue makanya lain kali napas pakai udara atuh," ucap Jordan sambil menghadapkan wajah ikan itu di depan wajahnya.

"Kasian ... mana masih muda." Wawan menunjuk Jordan dengan dagunya sambil melirik Yudhi. Yudhi hanya mengangguk sebagai jawabannya, Jordan sepertinya kehilangan sedikit kewarasannya karena bermain jetski sendiri tadi.

Jordan menaruh ikannya. "Ikan, ikan apa yang paling menderita?" tanya Jordan.

Wawan dan Yudhi saling menatap, sepertinya Jordan sempat curhat dengan ikan tadi sore.

"Ikan putus cinta," jawab Yudhi. Mendapat gelengan dari Wawan.

"Ikan broken home," jawab Wawan.

Jordan mengernyitkan alisnya heran. "Mana ada ikan broken home."

"Ada .. I kan aku. Haha. Bercanda." Wawan tertawa, tapi dari tawanya terlihat sangat tertekan.

"Jangan dipaksain Wan, jokes lu kagak lucu babik!" sahut Yudhi.

"Ya mau gimana, gue kan bukan pelawak," jawab Wawan.

"Kok jadi ngomongin gitu sih, ini pertanyaan gue gimana?" protes Jordan.

"Yaudah, jawabannya apa?" tanya Yudhi.

Masalah dan Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang