XXVIII. Aku, kamu, dan cinta

143 12 0
                                    

"Pilihanku untuk menghabiskan waktu denganmu ternyata benar dan tidak akan sia-sia." Arjuna Barra Alvarendra.

Calista berdiri di depan rumahnya, dengan keselarasan pakaian yang ia kenakan menambah kesan cantik untuk perempuan ittu, perempuan itu akan pergi berbelanja dengan pacarnya. Oh tidak, bukan berbelanja seperti kencan pada umunya, tapi dia akan membeli bahan untuk membuat kue bersama kekasihnya. Besok adalah hari ulang tahunnya dan kekasihnya ingin mereka membuat kue bersama.

"Calista, ayukk!" Suara Ajun dari balik pagar menyadarkan Calista dari lamunannya.

"Tunggu." Calista segera keluar dan menghampiri kekasihnya.

Baru saja Calista keluar dari pagar rumahnya, Ajun sudah menyambutnya dengan merentangkan tangan seolah meminta Calista untuk masuk ke dalam pelukannya. Dengan senang hati Calista langsung masuk ke dalam pelukan kekasihnya.

"Kangen," ucap Calista di tengah-tengah pelukannya.

"Aku juga."

Cukup lama mereka berpelukan, melepas rindu masing-masing, di dekapan hangat sang kekasih.

"Ayuk berangkat," ucap Calista. Ajun segera melepas pelukannya dan menatap Calista.

Cup!

Satu kecupan Ajun berikan di kening Calista. "Yuk!" Ajun pun membukakan pintu untuk kekasihnya.

Calista segera masuk dan Ajun menutup pintunya dengan pelan lalu ia juga segera masuk ke dalam mobilnya.

"Kamu gapapa kalau dari sore sampe malem di rumah aku?" tanya Calista.

"Ya enggak lah, besok kan ulang tahun kamu, aku mau jadi orang pertama yang ngucapin."

"Yaudah deh."

Ajun memarkirkan mobilnya di parkiran Mall dan segera menggandeng tangan Calista untuk masuk ke tempat perbelanjaan yang besar itu.

"Kamu tau bahan apa aja yang bakalan di beli?" tanya Calista.

Ajun menggeleng. "Aku tim bayar sama dorong keranjang aja," jawab Ajun dengan wajah tanpa berdosa.

"Yaudah deh, terserah kamu."

Ajun pun mengambil troli dan segera berkeliling bersama Calista. Jika dari sudut pandang orang lain, Calista dan Ajun seperti layaknya pasangan suami istri yang nikah muda dan mereka sedang berbelanja bulanan. Benar kata pepatah, jangan menilai orang dari luarnya.

"Kamu mau buat apa aja sama aku?" tanya Calista.

"Buat kue, terus kita buat cap cay ya, aku suka banget."

"Jadi yang ulang tahun kamu apa aku sih?"

"Hahaha. Ya terserah kamu dehh."

"Engga, aku bercanda, yaudah mau buat apa lagi?"

"Itu aja deh, gabaik makan banyak tengah malem."

"Yaudah."

Calista mulai mengambil satu-persatu bahan yang mereka butuhkan, tidak lupa untuk membeli banyak cemilan dan makanan manis untuk mereka nanti. Ajun tugasnya hanya mendorong troli saja, sesekali juga ia akan berkomentar tentang makanan yang Calista ambil.

Saat selesai dengan bahan masakan, Ajun mengajak Calista untuk mampir ke toko boneka dan menyuruh Calista untuk memilih beberapa dari itu.

"Kamu pilih aja, sekalian ini hadiah buat kamu," ucap Ajun.

Mata Calista langsung tertuju pada boneka koala berwarna baby blue. Ia memandangi boneka itu sambil tersenyum gemas.

"Pasti koalanya hasil percobaan yang gagal untuk menjadi Krisnha," canda Ajun. Calista terkekeh, Ajun memang tidak pandai membuat jokes, tapi tawanya membuat Calista ikut tertawa.

Masalah dan Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang