20 Januari 2030
Tepat sudah empat tahun Ajun meninggalkan mereka semua dan tepat empat tahun mereka hidup tanpa kehadiran seorang Arjuna Barra Alvarendra.
Jiun, Dobby, Calista, Wawan, Yudhi, Jordan, dan Denta berkumpul di kuburan yang bertuliskan nama Arjuna Barra Alvarendra. Mereka membersihkan rerumputan yang mengotori kuburan itu, menaburi bunga yang indah lalu menyiraminya dengan air mineral, mereka juga membawa dua buah buket bunga yang besar untuk di taruh di atas gundukan tanah tersebut. Semuanya kompak berjongkok untuk mengucapkan kata demi kata kepada Arjuna.
Jiun menggenggam gundukan tanah itu, air matanya perlahan jatuh membasahi pipinya. "Arjunaa~ adik bungsu Abang, udah empat tahun kamu pergi ninggalin kita semua, padahal kita janji untuk terus-terus bersama dalam menghadapi setiap masalah yang akan datang, tapi kenyataannya kamu malah pergi duluan. It's okey, sekarang kamu pasti udah ga akan ngerasain sakit lagi kan? Abang dan semua yang di sini udah berusaha iklhasin kamu, tapi entah mengapa semuanya berat, bayang-bayang kamu terus bermunculan, gimana kamu nangis, gimana kamu marah, gimana kamu ketawa, semuanya masih melekat di ingatan kita. Abang rindu banget pas kita tidur bareng terus cerita-cerita, maaf ya kalau abang belum bisa jadi Abang yang baik buat kamu. Oh ya, kamu tau ga? Abang udah nikah sama kakak cantik, kamu pasti udah liat dari atas sana kan? Abang sama Dobby juga udah pegang alih perusahaan Ayah. Sekarang Ayah udah sering masuk Rumah Sakit, Jun. Rasa takut itu kembali menghantui Abang, kamu di sana baik-baik aja sama Mama jangan ajak Ayah dulu ya? Dobby belum nikah, kasian." jiun menangis terisak, menggenggam tanah untuk ngelampiasin emosinya.
Air mata Dobby dari tadi terus membasahi pipinya, ia menarik napas panjang. "Bener kata Bang Jiun, Jun. Jangan ajak Ayah dulu, gue belum nikah, gue masih belum bisa mencintai orang lain. Lo pasti marah ya karena gue belum juga punya pujaan hati sampai sekarang, tapi lo harus tau, gue masih berjuang buat buka lembaran baru di hidup gue, gue juga masih sulit buat iklhasin lo, Jun. Dulu lo hampir di bunuh sama Hugo dan gue marah besar, sampai kenyataanya Hugo beneran buat lo pergi. Hugo emang tanggung jawab dan nyerahin diri dia ke polisi, tapi gue ga rela Jun, sumpah gue rela dia cuma di penjara sementara gue kehilangan adik gue. Maaf juga, gue tetap pergi kuliah di luar negeri, awalnya gue emang gamau ninggalin lo, tapi justru lo ninggalin gue duluan dan sekarang. Gue udah mencoba sedikit demi sedikit buat jalan-jalan dari negeri satu ke negeri yang lain biar gue bisa menuhin impian yang gue bilanh waktu itu." Wawan mengelus pundak Dobby yang gemetar hebat karena menahan isakannya.
Calista mengusap air matanya lalu mengelus nisan yang berisikan nama Ajun. "Hai sayang ... udah lama kita ga ketemu, kamu kangen ga sama aku? Kalau aku sih kangen banget, tapi kamu malah pergi ninggalin aku, padahal kamu udah janji buat ga ninggalin aku ... kamu pergi pas selesai ngerayain ulang tahun aku dan semenjak kepergian kamu, aku ga mau ngerayain ulang tahun lagi." Calista terkekeh, tapi matanya tidak bisa berbohong tentang kesedihan yang ia tutupi.
"Andai aja waktu itu aku ga biarin kamu pulang, pasti kita masih sama-sama sampai sekarang. Tapi bagaimana pun itu, walau kamu udah pergi, kamu tetap menjadi part terbaik yang gaakan bisa aku lupain kalau aku bilang, aku udah lupain kamu itu semuanya bohong, ngelupain kamu itu hal yang sulit yang selalu aku usahain, tapi tetap saja gagal. Kamu tenang aja, aku ga akan biarin kamu cemburu, aku gaakan sama laki-laki lain selama sisa hidup aku, sekarang giliran aku yang akan berjanji dan akan aku tepati. Kamu tau ga? Aku udah jadi psikolog, aku udah bisa dengerin semua cerita-cerita orang dan ngasi mereka jalan keluar, aku udah wujudin impian kita berdua. Arjunaa ... Calista kangen ... love you," lanjut Calista, air matanya semakin deras dan tangisnya menjadi sesenggukan.
Yudhi, Wawan, dan Jordan saling menatap, mata mereka berkaca-kaca. "Arjuna ... kita kangen sama lo, gaada lo basecamp jadi sepi, gaada yang ketawa disaat candaan Jordan garing, gaada yang nenangin Bang Jiun pas dia mau ngelempar sepatu kulitnya, gaada yang ngasi pelukan sehangat lo lagi, gaada yang makan masakan gue walaupun keasinan. Lo pasti di sana lebih bahagia kan? Padahal gue selalu menunggu di mana saat kita bakalan ketemu terus nyeritain kisah sukses kita masing-masing, sesuai keinginan lo, tapi justru lo yang ga nepatin omongan lo sendiri hiks ...." Yudhi menghentikan kalimatnya, tangisannya menjadi sesenggukan seperti Calista sehingga tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
"Bantu jaga pertemanan kita ya? Jangan sampai kita kehilangan lagi, cukup lo aja yang pergi. Sesering mungkin kita bakalan jengukin lo, kita deeptalk bareng-bareng di sini, pas banget suasa sepi-" ucapan Wawan terpotong.
"Ya iyalah sepi, orang kuburan hiks kalau rame itu pasar hiks," potong Jordan di sela-sela tangisnya. Wawan melirik sinis ke arah Jordan, gagal sudah dia membuat suasana sedih.
"Gausah dengerin omongan merek sepatu itu, Jun. Lo yang bahagia ya di sana kalau mungkin, di kehidupan selanjutnya semoga kita temenan lagi," lanjut Wawan.
"Arjuna ... lo pasti tau kalau gue udah nikah kan? Gue pengen banget lo dateng di acara pernikahan gue, Jun. Entah kenapa, setiap gue ke pemakaman lo, gue ngerasa ada merhatiin gue, apa jangan-jangan itu lo? Gue merasa bersalah karena gaada di samping lo di saat kepergian lo, lo juga gaada nitip pesan ke gue, padahal gue pengen ngajakin lo collab bareng-bareng buat nerbitin buku, kan lo pinter diksi, nanti kita buat buku yang full diksi, tapi itu semuanya gaakan terjadi. Gue nyesel banget pernah bilang iri sama hidup lo, ternyata emang gue kurang bersyukur, gue bilang hidup lo enak seolah-olah gue tau semuanya, maaf Jun. Lo yang bahagia ya di sana kalau boleh egois, gue mau lo terlahir dan jadi teman baik gue lagi di kehidupan selanjutnya," ucap Denta, air matanya terus mengalir, tanpa ia sadari ada Dobby yang terus memperhatikannya.
"Semuanya sedih, gue jadi ikut sedih. Kalau omongan Denta itu bener lo lagi merhatiin kita, jangan di samping gue ya? Gue takut jumpscare, lo deket Calista aja ... hmmm, padahal gue pengen banget dengerin cerita sukses lo, Jun. Pengen banget denger gimana lo sukses jadi psikolog terus bantuin orang-orang buat keluar dari masalahnya, lo itu terlalu polos buat temenan sama kita apalagi yang modelan kayak Yudhi. Sedih gue, Jun. Gaada lo, candaan gue jadi bener-bener garing, gaada yang ketawa kaya koala, gaada yang meluk gue karena jawaban teka-teki gue yang ga masuk akal, gaada yang ngasi gue banyak nasehat gara-gara gamon sama Sarah." Jordan mengusap air matanya. "Kira-kira lo di sana ngetawain gue yang lagi nangis ga? Gue malu kalau lo bilang gue mirip walang sangit kayak Jiun waktu itu, tapi kalau lo ketawa gapapa deh, hitung-hitung bisa buat orang seneng pahala gue kan nambah. Kalau terlahir lagi di kehidupan selanjutnya, lo jangan jadi temen Denta aja, tapi jadi temen kita juga, jangan pilih kasih! Semuanya yang di sini masih sayang sama lo, kalau ditanya kangen atau ga, ya pasti kangen, tapi gue udah iklhas kok, gue gamau lo gentayangan terus datengin kita satu persatu ... kan serem ... lo pokoknya harus bahagia di sana!" ujar Jordan sambil memeluk lutut kakinya.
Setelah ungkapan Jordan, mereka semua berdoa bersama setelah itu, pamit untuk pergi namun, sebelum itu, Calista menaruh setangkai bunga krisan putih di atas gundukan tanah tersebut lalu pergi menyusul teman-temannya.
Pada akhirnya, semuanya bukan tentang siapa yang akan berjanji, tapi tentang siapa yang akan bertahan. Akan kami tutup semuanya tentangmu dan belajar untuk mengiklhaskan kepergianmu. Terima kasih pernah hadir memberikan kenyamanan, mengajarkan banyak hal tentang kasih sayang serta cinta, dan menyadarkan bahwa kesederhanaan dapat membawa kebahagiaan, meskipun pada akhirnya engkaulah yang pergi meninggalkan luka yang amat dalam serta menyakitkan.
Selesai
•••
___________________________________________
Hehe karena udah epilog jadi, dauble up guys. Aku mau bilang makasii banget buat kalian yang masih setia membaca dan ngevote cerita akuu, entah mengapa kalian gaada yang komen, padahal aku ga gigit ko guys 😭 Yuk komen, kita becanda-becanda lewat komen.
Thank youu 🫶 ily guys, hug virtual 🫂
![](https://img.wattpad.com/cover/330717610-288-k474727.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah dan Kita
Teen Fiction_______________________________ "Sederhana saja Tuhan, kita adalah atma yang mempunyai asa untuk mendapatkan harsa amerta." ----------------------------------------- Setiap part di cerita ini hanya karangan belaka dan murni dari kreatifitas penulis...