XII. Perpisahan

167 16 0
                                    

"Sebaik apapun kamu mengakhiri semua ini, yang namanya perpisahan itu pasti menyakitkan" -Denta Kyshila Putri.

07.00

Tiga bersaudara itu sudah menunggu Denta di depan pintu sekolah, mereka sudah berhenti sekolah di sana namun, mereka ingin menghabiskan waktu bersama Denta seharian, mereka ingin mengucapkan salam perpisahan.

Dobby sangat tau jenis dan warna mobil Ayah Denta jadi, mereka menunggu mobil yang biasa ayah Denta gunakan untuk mengantar Denta.

Sudah 15 menit mereka disana, tapi Denta tidak juga datang, Dobby khawatir jika Denta tidak sekolah hari ini karena ini hari terakhirnya berada di Jakarta. "Denta plis lo harus sekolah sekarang."

Tak lama, mobil yang Dobby tunggu-tunggu pun berhenti di depan sekolah. Benar saja itu Denta, ia turun dari mobil dan memberi salam kepada Ayahnya.

Setelah mobil itu pergi, tiga bersaudara itu segera menarik Denta ke tempat Jiun memarkirkan mobilnya.

"Ehh buset, gue ga sekolah sehari aja udah pada kangen kalian," ucap Denta dengan percaya dirinya.

Dobby tersenyum. "Denta," panggil Dobby.

Denta merasa heran dengan perlakuan tiga saudara ini dan lagi, kenapa ia harus dibawa ke parkiran mobil?

"Kalian kenapa sih?" Denta melirik ke arah Dobby.

"Bolos yuk!" ajak Dobby.

Denta membulatkan matanya tidak percaya. "What? Dobby mengajaknya bolos?" batin Denta.

"Hah? Kok tiba-tiba ngajakin bolos sih?" Denta melepaskan tangannya yang digenggam oleh Dobby.

Dobby menunduk kan kepalanya, ia bingung harus mengatakan apa, ia sebenarnya tidak ingin jauh dari Denta. Perempuan yang menjadi teman ceritanya selama enam bulan.

"Denta, kita mau pindah sekolah," jelas Ajun.

Denta terkejut? Pasti. Tapi ia tidak percaya, apakah ini prank?

Denta sedikit tertawa. "Ga lucu tau," ujar Denta.

"Kita serius," sahut Jiun.

"Kita cuma mau ngehabisin waktu seharian bareng Denta sebelum kita pindah," tutur Ajun.

Denta menatap mereka bertiga tak percaya. "K-kenapa tiba-tiba?" tanya Denta.

Dobby menghela napas panjang lalu menarik tangan Denta agar masuk ke mobil. "Nanti gue jelasin, ayo pergi dulu." Denta menuurut, ia ikut memasuki mobil sejujurnya, ia masih kaget dengan semua ini. "Kenapa sangat tiba-tiba?"

Mereka berempat pergi ke Cafe untuk menjelaskan semuanya kepada Denta.

"Jadi, bisa dijelasin? Maksud kalian apa?" tanya Denta, matanya senantiasa menatap mereka bertiga.

"Kita bakalan pindah ke Jogja lusa," jawab Jiun.

"Kenapa t-tiba-tiba?" lirih Denta.

"Ternyata selama ini Ajun dibully dan Ayah mutusin buat kita pindah sekolah," jelas Dobby.

Deg

Denta melirik ke arah Ajun. Ajun tersenyum sambil mengangguk, Denta membalas senyumannya. Denta senang jika Ajun sudah mendapatkan perlindungan, tapi bagaimana dengan cintanya kepada Dobby? Tidak, tidak. Denta tidak boleh egois.

"Sejak kapan kalian tau?" tanya Denta.

Dobby dan Jiun mengerutkan alisnya. "Apa Denta tau masalah ini?"

Masalah dan Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang