X. Ketahuan

195 21 0
                                        

"Mulai dari sini, aku tidak akan pernah melupakanmu sebagai manusia sampah yang menindas orang-orang lemah. Trauma itu muncul dan akan menghantui hidupku selamanya." -Arjuna Barra Alvarendra.

                          +6281*********

P
Oy
Buatin pr gw

                                                                          Siapa?

Hugo

Deg

"Kok Hugo bisa tau nomor Ajun sihh??" gumam Ajun.
Back to chat ...

                                                                     
Ok

Jgn smpe bnyk slh, awas lo

Oh shit, sekarang sudah pukul setengah sebelas malam dan Hugo baru memberi tahunya? Seharusnya Ajun sudah tau ini akan terjadi. Padahal dia sudah di atas kasur dan siap untuk tidur, tapi harus kembali duduk ke meja belajarnya.

Dobby yang melihat adiknya kembali belajar pun merasa heran, apakah harus seambis itu untuk belajar?

"Ajun, udah malem, lo ga tidur?" tanya Dobby, adiknya akan belajar sampai pukul berapa lagi?

"Nanti deh Dob, Ajun lupa ngerjain tugas," jawab Ajun sambil mengeluarkan semua alat tulis dan buku-bukunya. Dobby mengerutkan alisnya, tidak bisanya Ajun lupa buat tugas.

"Lahh dari tadi lo belajar ngapain dah?" tanya Dobby.

"Beda itu," jawab Ajun.

"Ouhh, yaudah. Gue tidur duluan ya" ucap Dobby.

"Hmm, malam Dobby," ucap Ajun.

"Malam, buruan tidur," ucap Dobby. Hanya dibalas anggukan oleh Ajun.

06.15 A.M

Saat Jiun turun ke dapur, ia sudah melihat ayahnya menggoreng telur, sepertinya ayahnya membuat sarapan.

Jiun tersenyum, sudah lama ia tak merasakan momen ini. "Ayah?" panggil Jiun.

Ayahnya menoleh lalu tersenyum. "Baru bangun hmm?" tanya Rendra.

Jiun tertawa kecil. "Iya Ayah, Ayah mau buat apa?"

"Ayah mau buat Sandwich, kamu sama adik-adik kamu biasa sarapan roti kan?"

"Emang kalo sarapan Jiun sama adik-adik makannya roti kok, Ayah"

Rendra mengangguk. "Hmm, yaudah"

"Jiun bantu ya, biar lebih cepet," usul Jiun.

Rendra menggeleng. "Udah gausah ini masih pagi, tidur aja dulu, biar hari ini Ayah yang ngerjain pekerjaan sehari-hari kamu." Rendra menghampiri Jiun lalu mengusak surai anaknya.

"Enggak Ayah, aku mau nemenin Ayah aja, udah lama Jiun engga kayak gini," tolak Jiun.

Rendra tertawa. "Yaudah, kamu panggilin adik kamu ya, Ayah mau ajak ngomong-ngomong sambil sarapan."

"Siap." Jiun memberi hormat kepada Ayahnya lalu pergi ke atas.

Pagi itu keluarga Rendra sarapan dengan penuh tawa dan canda gurau, sudah lama mereka tidak merasakan hal ini.

Di sekolah

Ajun baru sampai kelasnya, ia segera mendudukkan dirinya di kursi dan berniat mengeluarkan pr Hugo yang telah semalamam ia buat.

Masalah dan Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang