VI. Terlalu rumit

142 17 0
                                    

"Kalau udah temenan ya temenan aja, gausah melibatkan perasaan kan jadi rumit" -Arjuna Barra Alvarendra

Di sekolah

Saat ini adalah jam istirahat, jadi sudah dipastikan saat ini kantin sekolah sudah penuh. Namun, beruntung  empat siswa itu selalu istirahat tiga menit lebih awal dari siswa lain. Entah bagaimana caranya. Tentunya kecuali Ajun dong, masak anak unggulan bolos. Mereka berempat sedang bercengkrama sambil makan-makanan kantin yang memang sudah mereka beli.

"Dobby, nanti temenin gue jalan yuk," ajak Denta sambil memasukkan satu keripiknya ke mulutnya.

"Idihh gamau," tolak Dobby.

"Kenapa? Lo sibuk?" tanya Denta.

"Iya, gue mau jalan sama Vanda." Dobby tersenyum penuh kemenangan sambil matanya menatap Denta.

Denta yang awalnya memakan keripik langsung menaruh keripik itu dengan senyum di wajahnya yang pudar. "Lagi?? Gue ga mau ikut ya," ujarnya.

"Dihh sapa juga yang mau ngajak lo, kepedean wleek." Dobby menjulurkan lidahnya kepada Denta, yang posisi duduknya berhadapan sama dia.

Sementara dari tadi Ajun dan Jiun hanya diam menyimak perdebatan dua manusia itu, walau sesekali memperhatikan Denta yang raut wajahnya mulai berubah kecewa.

"Lo jadi pdkt sama Vanda Dob??" tanya Jiun untuk memecahkan keheningan yang diakibatkan oleh dua manusia itu.

"Jadii donggg, nanti gue mau ngedate sama Dia."

Ajun melirik Denta sekilas. Ohhh Ajun mulai paham dengan situasi yang terjadi.

"Emang Vanda siapa bang?" tanya Ajun, matanya menatap Jiun menuntut penjelasan.

"Itu, temennya si Denta," jawab Jiun.

"Ouhh." Ajun mengangguk dan membentuk bibirnya seperti huruf O

"Lo ga tau Jun?, gue kira si Dobby udah cerita ke elo," ujar Denta.

"Engga tuh, Dobby ga ada cerita," sahut Ajun.

Dobby pun melirik Jiun sekilas, jelas ia merasa tak enak kepada Ajun karena Ajun yang notabenya dianggap saudara kesayangan, malah tidak mengetahui tentang pujaan hatinya.

"Ekhem, gue mau beli minum dulu deh sama Dobby, kalian ada nitip ga?" Jiun pun bangkit dari kursinya begitu pula dengan Dobby.

"Engga Bang," jawab Ajun.

"Gue juga engga," jawab Denta.

Setelah mendapat jawaban dari dua orang itu, Jiun pun segera pergi dengan merangkul Dobby.
Tinggal Ajun dan Denta yang dilanda keheningan, oh ayolah mereka masih canggung.

"Denta," panggil Ajun.

"Iya?" Denta menoleh, menatap Ajun yang berbicara tanpa menatapnya.

"Denta suka kan sama Dobby?" tanya Ajun.

Deg

"kok ajun bisa tau?" batin Denta.

"E-engga kok, kata siapa," jawab Denta berusaha tenang, walau dia sudah deg-degan parah.

"Gausah bohong Denta, Ajun tau kok, keliatan." Ajun mulai menatap Denta dengan tatapan intensnya. Dapat dilihat wajah Denta sudah merah seperti kepiting rebus.

"J-jangan bilang ke Dobby ya Jun, gue ga mau ngerusak pertemanan gue sama Dobby." Denta mulai menundukkan kepalanya dan memainkan jarinya.

Ajun menggeser agar dirinya bisa duduk dekat dengan Denta, lalu memegang tangan perempuan itu. "Ajun gaakan bilang kok, Denta tenang aja." Ajun tersenyum tulus.

Masalah dan Kita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang