"Keluargaku memang tidak utuh, tapi akan ku pastikan adik-adikku selalu mendapatkan kehangatan keluarga, mendidik mereka menjadi laki-laki dewasa adalah tanggung jawabku" -Janendra Areskala Hadinata.
21.00
Dobby dan Ajun saat ini sedang berkumpul di kamar Jiun, semenjak pindah ke Jogja, Ajun menjadi terbuka kepada kakak-kakaknya, ia juga menjadi sosok yang ceria. Calista pasti berhasil menyembuhkan traumanya.
Dobby dari tadi sibuk dengan ponselnya, mencari user name IG nya dulu agar bisa melihat foto kenang-kenangnya bersama Denta saat perpisahan itu, Dobby sempat berfoto dengan Denta di wahana permainan, ia rindu itu.
Jiun memergoki adiknya yang sedang melihat-lihat foto kenangannya itu. Ia tersenyum, ternyata adiknya rindu dengan Denta.
"Kangen Dob?" tanya Jiun.
Dobby menoleh, ia sedikit terkejut ketika Jiun memergokinya melihat foto-foto dulu. "Gimana ga kangen Bang, gue masih cinta sama dia."
Jiun mengangguk, Ajun melirik, ia mulai tertarik dengan topik Denta.
"Dia apakabar ya? Rambut dia udah panjang atau masih pendek ya? Apa udah punya pacar?" tanya Dobby.
"Enggak mungkinlah," sahut Ajun.
Dobby melirik adik bungsunya, ia mengerutkan keningnya. "Kenapa ga mungkin? Udah tiga tahun berlalu."
Ajun menghela napas panjang. "Orang Denta aja suka sama Dobby," jawab Ajun.
Jiun dan Dobby saling bertukar pandang, mereka terkejut dengan apa yang dikatakan Ajun. Kenapa ia baru mengatakannya sekarang?
Ajun tersenyum. "Ajun baru bilang sebenarnya, Denta bilang ini rahasia," jelas Ajun
"T-tapi kenapa dia bilang ke gue kalau dia ga suka sama g-gue?" tanya Dobby, ia masih terkejut dengan fakta ini.
"Ya ibaratnya mana ada maling ngaku Dob, Denta suka sama lo, tapi dia gak mau ngerusak pertemanan kalian," jawab Ajun.
"Kan udah gue bilangin, ihhh lo kok jadi cowok ga peka banget sih," protes Jiun.
Dobby menunduk. "Kenpa Denta harus boong? Kalau dia bilang iya waktu itu mungkin gue ga bakalan mau pindah," sesal Dobby
"Gaada yang tau isi hati cewek, Dob ...."
Dobby menoleh ke arah Jiun. "B-bang ... gue harus ketemu Denta! Gue harus lurusin ini semua," lirih Dobby.
Jiun menggigit bibir bawahnya, ia mengangguk lalu menepuk punggung adiknya tengahnya itu. "Kita berangkat besok, seminggu lagi waktu libur kita udah selesai, kita gapunya banyak waktu," ujar Jiun.
Dobby tersenyum. "Makasih, Bang."
"Dobby yakinkan sama Denta? Jangan sakitin Denta lagi, dia udah banyak nangis gara-gara Dobby," ucap Ajun. Dobby mengerutkan alisnya.
"Dari Dobby jalan sama panda itu, Denta udah suka sama Dobby," ungkap Ajun.
"Namanya Vanda Jun, bukan panda," lirih Dobby.
"Oh iya, itudah pokoknya."
Dobby menyisir rambutnya ke belakang. "Tolol lo Dobby, lo nyuruh Denta biar ga nyari laki-laki brengsek tapi lo sendiri brengsek," sesal Dobby.
Jiun mendekap adik tengahnya, urusan perasaan memang tidak bisa diajak main-main. Menjadi Dobby itu sakit, tapi menjadi Denta itu lebih sakit.
Jiun mengelus surai Dobby. "Udah-udah, kita lurusin kalau udah ketemu sama Denta," ucap Jiun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Masalah dan Kita
Jugendliteratur_______________________________ "Sederhana saja Tuhan, kita adalah atma yang mempunyai asa untuk mendapatkan harsa amerta." ----------------------------------------- Setiap part di cerita ini hanya karangan belaka dan murni dari kreatifitas penulis...