Sampai pulang sekolah Yoongi masih memperhatikan Seokjin. Ia memperlambat langkahnya hanya untuk berada di belakang Seokjin, mengekori langkah gontainya menuju gerbang.
Seokjin nampak lemas, saat di lorong Seokjin berhenti, menyandarkan tubuhnya di tembok.
"Ukh!"
Seokjin hampir jatuh, namun ia masih berusaha berdiri. Yoongi ingin menolong namun gengisnya jauh lebih tinggi.
Ia hanya menatap perjuangan Seokjin untuk pulang, memastikannya masuk kedalam angkutan umum dengan selamat.
"Ada apa dengan anak itu?" Tanyanya sendiri sambil memperhatikan bus yang semakin menjauh.
❤
Didalam angkutan umum Seokjin menutup matanya meredam sakit di sekujur tubuh serta rasa dingin yang menyeruak.
"Nak?" Ucap seorang ibu-ibu yang duduk di samping Seokjin.
"Nak kau baik-baik saja?" Tanyanya karena heran mendengar ringisan Seokjin.
"A-aku baik-baik saja."
"Hidungmu! Teriaknya sambil merogoh tas dan memberikan sebuah tissue.
Seokjin langsung mengusap darah yang mengalir dari hidungnya sampai mengotori seragam sekolah yang ia pakai.
"Dimana rumahmu? Biar bibi antar."
"Tidak usah bi. Aku akan turun di depan. Terima kasih banyak."
"Berhati-hati lah."
Seokjin mengangguk lalu berdiri dan keluar dari bus sambil menutup hidungnya dengan tissue.
Untung rumahnya tepat di dekat halte. Seokjin pun bisa sampai di rumah dengan selamat.
Kebetulan Namjoon juga baru pulang. Mereka saling tatap ketika Namjoon keluar dari mobil.
Seokjin menatap sedih Hyungnya.
Namun Namjoon tak peduli dan malah menatap jijik Seokjin.
"Hyung, apa aku bukan adikmu?"
❤
Besoknya Yoongi sekolah. Pagi-pagi ia sudah duduk di bangkunya dan melirik tempat Seokjin. Ia berharap anak itu baik-baik saja. Saat sedang fokus memandang keluar jendela sebuah suara membuyarkan lamunannya.
"Pagi Yoongi!"
Yoongi menoleh, benar, itu Seokjin yang tersenyum bodoh padanya. Tanpa sadar Yoongi tersenyum tipis namun Seokjin menyadarinya.
"Kau tersenyum Yoon! Akhirnya aku melihatnya tersenyum haha.."
"Diamlah. Pergi sana!"
"Aissh padahal aku senang akhirnya kau tersenyum. Bagaimana kakimu apa sudah membaik?"
Seokjin tak sabar langsung mengangkat celana Yoongi.
"Syukurlah sudah lebih baik."
Yoongi berdecih kesal. Padahal keadaan Seokjin sendiri belum membaik dari tangan dan kepalanya yang masih di plester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionOrang tua Seokjin bercerai sejak ia bayi, ia dirawat oleh sang ayah, di usianya ke 15 Seokjin menemui ibunya yang sudah berkeluarga dengan sang kakak. Dengan pergi kesana Seokjin ingin tahu dimana ia bisa menyebut tempat sebagai rumah.