Saat di sekolah Seokjin lebih banyak diam, bahkan beberapa kali mengabaikan Yoongi yang sedang bicara.
Seokjin tak bisa mengontrol pikirannya, ia teringat pada mimpi semalam, rasa fakut itu terasa nyata dan semua kejadian itu seolah benar-benar ia alami.
"Tidak demam," ucap Yoongi yang meraba dahi Seokjin tiba-tiba.
Seokjin memandang Yoongi heran.
"Kau melamun. Kau bahkan tidak sadar makanan mu sudah datang."
"Maaf."
"Kau bisa ceritakan masalahmu."
Seokjin menunduk "Aku hanya merasa gelisah dan tidak nyaman. Tidak tahu kenapa rasanya aku takut sesuatu yang buruk akan terjadi."
"Memangnya ada apa? Bukannya sekarang kau sudah bahagia dengan Hyung dan Ayah Ibumu?"
"Justru kebahagiaan itu terasa aneh."
"Aneh?"
Seokjin menoleh dan tersenyum "Sebelumnya aku tidak peenah diperlakukan sebaik ini."
"Jin.."
"Mungkin aku terlalu berlebihan tapi bolehkah aku minta bantuannu Yoon?"
"Tentu. Bicaralah."
"Jika nanti waktunya tiba.."
Seokjin merogoh sakunya memberikan kunci gembok berukuran kecil.
"Waktunya tiba, maksudnya kapan? Ini kunci apa?"
"Kunci itu milik Namjoon Hyung."
"Lalu? Kenapa kau berikan padaku?"
"Aku tak memberikannya padamu bodoh! Akukan minta bantuanmu."
"Geurae, apa yang harus kulakukan dengan kunci ini?"
"Simpan saja. Aku titipkan padamu."
"Kenapa bukan kau?"
"Aish banyak tanya. Kau tak mau bantu? Ya sudah sini kembalikan!"
"Dasar tukang merajuk! Aku akan simpan ini. Cerewet!"
"Hehe gomawo~"
❤️
Kali ini diam-diam Hyera menemani Seokjin untuk cuci darah. Sebenarnya ia dilarang ikut karena hamil besar namun tak ada yang bisa melarangnya. Jadi Namjoon mengalah saja.
Sudah sejam berlalu Seokjin terbaring dengan selang yang menusuk tangannya. Ia berada di tengah antara banyak pasien cuci darah yang lain. Namun Seokjin msmejamkan matanya, ia tertidur pulas dan tak menyadari kehadiran Hyera.
Sampai Hyera mencoba menggenggam tangan Seokjin. Lelaki itu pun bangun karena terusik.
"Ibu kenapa disini? Ibu kan tidak boleh di rumah sakit."
"Ibu hanya mengabulkan permintaan adik-adikmu.."
"Ani, ibu jangan berbohong."
"Hehe.. biarkan ibu disini ne? Ibu ingin menemani anak ibu."
"Sepertinya aku tidak bisa langsung pulang bu."
"Loh kenapa? Kau mau ke tempat lain dulu?"
"A-ani.. hanya saja kepala ku sakit sekali dan dadaku sesak.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionOrang tua Seokjin bercerai sejak ia bayi, ia dirawat oleh sang ayah, di usianya ke 15 Seokjin menemui ibunya yang sudah berkeluarga dengan sang kakak. Dengan pergi kesana Seokjin ingin tahu dimana ia bisa menyebut tempat sebagai rumah.