Namjoon duduk di kursi sebelah Seokjin, menunggu proses hemodialisa yang panjang dengan sabar. Sementara si adik tertidur karena lelah dengan kondisi yang masih belum reda demamnya.
Namjoon melihat kedua tangan di dada. Berpikir mengenai keadaan Seokjin yang jauh dari perkiraannya. Ia pikir Seokjin mungkin menderita gagal ginjal akut, namun nyatanya dia tidak memiliki satu ginjal. Alhasil ginjalnya yang hanya satu, di usia dan beban kerja Seokjin sekarang, ginjal tersebut tidak bisa bekerja keras dan mengalami kegagalan.
"Kenapa bisa dia doborin ginjalnya sendiri? Buat apa? Buat siapa?" Tanyanya sendiri.
Seokjin mulai mengernyit tak nyaman. Ia meringis, tangan yang kini dipasang selang bergerak gusar. Seokjin kesakitan namun ia tak juga membuka mata.
Namjoon mendekat, mengangkat tangannya mengelus pundak Seokjin.
Perlahan, Seokjin mulai tenang. Tak da gerakan gusar dan kini ia hanya bernapas dengan masker oksigen terpasang.
❤
Hyera tahu sang putera tidak baik-baik saja. Ketika ia mengirim pesan pada namjoon bahwa pekerjaannya telah tuntas, sang anak memberitahu bahwa Seokjin dibawa ke rumah sakit. Belum sempat ia mengganti pakaian kerja, Hyera langsung melesat kesana.
Sesampainya disana Hyera langsung masuk ke ruang rawat Seokjin.
Sudàh tak terhitung ini kali ke berapa Seokjin dirawat di rumah sakit dan Hyera masih menerka kenapa sang putera begitu rentan.
Namjoon melihat kehadiran Hyera pun langsung berdiri.
"Bagaimana keadaannya?"
"Dia..." Namjoon menahan kalimatnya, karena kini dengan Seokjin menarik ujung baju Namjoon. Lagi, Namjoon harus berbohong demi Seokjin.
"Kenapa?"
"Dia baik-baik saja. Kata dokter dia kurang darah dan kelelahan."
"Syukurlah. Tidak terjadi sesuatu yang mencemaskan."
Hyera langsung beranjak ke ranjang Seokjin yang ternyata sudah bangun sejak tadi.
"Jin syukurlah kau tidak apa-apa.."
Seokjin tersenyum "Ibu baru pulang? Ibu pasti lelah."
"Hm. Ibu tidak lelah kok."
"Ibu pulang saja. Jin sendiri disini. Namjoon Hyung juga."
"Aku disini. Ibu pulang saja, besok dia Sudan boleh pulang."
"Ani. Ayahmu menyuruh ibu untuk disini menemani kalian."
Seokjin tersenyum. Sakitnya memberi kebersamaan untuk mereka. Bahkan ia tak bisa menutupi wajah bahagianya.
"Kenapa tersenyum seperti itu hm?"
"Jin senang, Bu. Bersama ibu dan Namjoon Hyung disini."
"Kau tadi menyuruh kami pergi kan? Sekarang kau senang kami tetap disini? Aneh."
"Hehe.. Jin tidak enak karena terus merepotkan kalian."
"Tutup mulutmu dan tidurlah lagi."
"Baiklah Hyung.."
Hyera tersenyum. Akhirnya Namjoon mau membuka hati untuk Seokjin. Ia tahu, ikatan darah akan terus terjalin diantara mereka. Sejauh apapun Namjoon mengelak, ia akan menyayangi Seokjin selayaknya adik.
❤
Butuh waktu 2 hari untuk memulihkan Seokjin meski belum sepenuhnya membaik namun Seokjin memastikan bahwa ia akan lebih baik jika keluar rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionOrang tua Seokjin bercerai sejak ia bayi, ia dirawat oleh sang ayah, di usianya ke 15 Seokjin menemui ibunya yang sudah berkeluarga dengan sang kakak. Dengan pergi kesana Seokjin ingin tahu dimana ia bisa menyebut tempat sebagai rumah.