Namjoon tidak main-main dengan ucapannya. Keesokan hari ia pergi menemui Seoknam ke rumah lama mereka. Rumah sederhana dimana ia dulu tinggal, rumah yang menjadi saksi betapa suramnya kehidupan ia dahulu bersama Hyera.
Memorinya berputar kala menatap pintu dengan corak lama, saat dimana ia pulang sekolah, melihat Seoknam dengan kuat menjambak dan memukul kepala Hyera tepat didepan matanya. Namjoon tak bisa apa-apa selain memeluk maki Seoknam menahan sang ayah agar berhenti melakukan kekerasan. Namun Namjoon bukan apa-apa, tubuhnya terbanting jauh.
Ia mendengar Hyera berteriak.
"BAGAIMANA KAU BISA MEMBAWA ANAK HASIL PERSELINGKUHANMU KE RUMAH!?"
Teriakan itu membuat Namjoon terdiam. Ia sudah berusia 8 tahun, ia tahu apa arti dari kalimat itu.
"SUDAH KUBILANG AKU HILAF!! KUBUNUH DIA AGAR KAU PUAS HYERA!"
Seoknam yang semakin marah langsung berlari ke belakang, membawa seorang bayi yang terbungkus selimut dengan kasar.
Tangan Seoknam mengangkat tinggi bayi berusia 4 bulan itu, bersiap untuk membantingnya ke lantai.
Namun.. Hyera menggeleng.
"KAU GILA!!"
Hyera mengambil alih bayi yang menangis kuat disana.
"AKU HANYA MENURUTIMU HYERA! KAU BILANG TIDAK SEHARUSNYA ANAK INI LAHIR KAN! SEKARANG KEMBALIKAN!!"
Hyera menggeleng kuat. Ia memeluk anak itu mencegah Seoknam untuk mengambilnya.
"Anak ini tidak bersalah! Jika kau macam-macam akan ku laporkan ke polisi!!"
"Oh kau berani mengancamku rupanya? Kau tidak boleh pergi kemana pun!"
"Jangan cegah aku!!"
Seoknam mengambil bayi itu hingga ia sampai menangis lebih kuat dari sebelumnya.
Hyera panik, ia tak bisa melihat bayi itu di bunuh oleh Seoknam.
"HENTIKAN!!" Teriak Hyera.
"Kau ingin aku berhenti?" Kata Seoknam yang sudah mulai mencekik leher bayi itu.
"Jangan bunuh dia!"
"Kalau begitu jangan tinggalkan aku!"
"Kau gila! Aku tidak mau hidup dengan orang--"
Kalimatnya tertahan kala suara bayi yang mulai tercekat, bahkan wajahnya mulai membiru.
"Sebentar lagi anak ini akan mati, kau puas kan? Aku akan menghapus jejak perselingkuhan ku. Dan aku tidak mau kehilanganmu.."
Tangan besar Seoknam ssmakin kuat mencekik leher bayu tersebut. Tangan bayi itu meronta menggapai angin sambil menangis.
Namun tangisan itu terdengar lemah.
"HENTIKAN SEOKNAM! AKU TIDAK AKAN PERGI!" Panik Hyera kala bayi itu berhenti bernafas di depannya.
"Kumohon lepaskan.." lanjut Hyera menahan tangan Seoknam.
Wajah Hyera yang memelas penuh air mata membyat Seoknam terdiam. Ia menoleh pada bayi yang kini tak bernafas di tangannya.
Seoknam terdiam menyadari kejahatannya. Tangannya melemas kala Hyera mengambik alih tubuh kecil itu.
"Ani.. kau tidak boleh mati," ucap Hyera. Ia langsung memberi nafas buatan pada bayi itu, menekan dadanya berkali-kali, sampai ia menangis lagi.
Namjoon yang hanya melihat kejadian itu hanya bisa menatap benci pada bayi yang kini dalam gendongan Hyera.
Baginya, bayi itu adalah penyebab tangisan dan keributan dalam rumah ini. Karena setelah adanya bayi itu, kediaman mereka perlahan hancur. Tak ada sehari pun tanpa nada keras dan kalimat kasar antara Seoknam dan Hyera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionOrang tua Seokjin bercerai sejak ia bayi, ia dirawat oleh sang ayah, di usianya ke 15 Seokjin menemui ibunya yang sudah berkeluarga dengan sang kakak. Dengan pergi kesana Seokjin ingin tahu dimana ia bisa menyebut tempat sebagai rumah.