35

626 73 10
                                    

"Jin tidak apa-apa Ayah, Ibu, Namu Hyung," ucap Seokjin yang baru sadar dari pingsannya setelah 2 jam menutup mata.

"Kau tidak lupa minum obat kan?"

"Tidak, Bu. Jin belum sarapan jadi pingsan."

"Kalau begitu Ibu ambilkan makan ya. Tunggu sebentar."

Hyera pergi. Sisa Namjoon dan Johnny disana.

"Tidur saja," kata Namjoon mencegah Seokjin yang hendak bangun "Kau mau minum? Hyung ambilkan."

Namjoon berinisatif menyodorkan segelas air dengan sedotannya.

"Besok jadwal ke rumah sakit."

"Aku ingat Hyung."

"Pintar."

"Makanan sudah dataang.."

Hyera duduk disamping Seokjin memberikan sesendok nasi pada sang putra.

"Kenapa diam saja? Buka mulutnya."

"Ibu juga belum makan kan?"

"Ibu makan setelah menyuapi Seokjin."

Lagi, Hyera mendorong makanan itu namun Seokjin malah menggeleng.

"Kenapa sih? Jin mau makan yang lain?"

"Ibu dulu makan, baru Seokjin. Ibu pasti sangat khawatir dan terus menemani Seokjin sejak tadi. Jin tau ibu lelah."

"Ibu sudah tidak lelah setelah melihat Jin membuka mata."

"Ayah dan Namu Hyung juga belum makan kan? Jin ingin makan bersama."

"Jin.. kau masih sakit nak."

"Tapi Jin sudah tidak apa-apa Yah. Jin tidak akan pergi tanpa pamit pada kalian."

Ketiganya diam saling menatap. Kentara wajah sendu mereka saat Seokjin berkata demikian.

"Maaf. Jin salah bicara."

"Haah.. kalau begitu ayah ambilkan makanan kesini. Kita makan bersama-sama."

"Betul. Aku akan bantu ayah bawa makanan."

"Kau dengar itu? Kita tetap bisa makan bersama sayang."

"Terimakasih bu."

❤️

Keesokannya Seokjin ke rumah sakit bersama Namjoon. Ia turun dari mobil sambil dituntun karena Seokjin yang masih sangat lemas.

"Tunggu disini ya, Hyung ambilkan kurai roda."

Seokjin mengangguk, ia menunggu di kuramsi tunggu rawat jalan sambil bersandar sempurna sesekali bergerak tidak nyaman karena ginjalnya yang berulah sejak kemarin.

Saat Namjoon datang Seokjin dibantu naik.

"Bagaimana perasaanmu?"

Jin menggeleng "Pusing Hyung."

"Ne Hyung usap kepalamu."

Namjoon sungguh tak tega melihat betapa tersiksanya Seokjin. Meski ia selalu bersikap ceria dan terlihat bahagia, namun  ia tahu dibalik itu Seokjin hanya ingin semua orang tidak khawatir.

"Kita masuk ya."

Namjoon mendorong kursi roda menuju ruang pemeriksaan. Disana Seokjin berbaring dan melakukan pemeriksaan seperti biasa.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang