Namjoon baru mengetahui bahwa selama 1 bulan ini Seokjin tidak meminum obatnya sama sekali. Itulah yang membuat kondisinya tiba-tiba menurun drastis.
Seokjin hanya bisa diam ketika Dokter menjelaskannya pada Namjoon. Ia tahu ia salah namun ia tidak berniat meminta maaf.
"Jika Jin minum obat, Jin akan sering tertidur dan banyak waktu yang terbuang nantinya," ucap Jin yang terbaring dengan masker oksigen menutupi sebagian wajahnya.
Melihat Namjoon yang nampak kecewa, Seokjin menarik tangan sang kakak.
"Itu hanya obat penahan rasa sakit Hyung. Jin bisa tahan tanpa obat itu."
Namjoon menarik tangannya kasar. Ia kecewa, kesal dan marah pada Seokjin.
"Hyung maaf.."
"Maaf pada dirimu sendiri."
Seokjin pun mencoba duduk sendiri. Ia benar-benar takut melihar raut wajah Namjoon yang mulai dingin.
"Aku mau pulang Hyung," ucap seorang yang nafasnya saja perlu dibantu alat.
"Lakukan sesuakamu."
"Euh.."
Seokjin melepas masker oksigennya dan duduk menggantung dipinggir kasur.
Nafasnya terengah-engah. Namun masih banyak alat menempel di tubuhnya. Seokjin tak bisa melepaskannya sendirian, namun ia tak bisa meminta tolong pada Namjoon yang marah.
"Hyung, jangan marah."
"Aku tidak marah. Aku yakin kau merasa sudah melakukan hal benar. Kau sudah tidak butuh aku lagi."
Namjoon hampir pergi namun Seokjin mencegah.
"Apa?"
Ia menggeleng "Maaf."
"Bukan aku yang harus kau mintai maaf."
"Tapi Hyung marah."
"Memangnya tidak boleh marah?"
Namjoon melepas genggaman tangannya.
"Sudahlah Jin. Kau mau pulang, pulang saja. Andai bisa, aku sudah meminta untuk menggantikan posisimu. Darilada harus melihatmu sakit. Tapi kau sendiri malah menyakiti dirimu."
"Hyung pulang duluan."
Namjoon pergi meninggalkan Seokjin yang terdiam. Ia merasa bersalah sudah membuat Hyungnya kecewa, ia punya alasan namun Namjoon tidak akan mengerti dirinya.
❤️
Namjoon pulang dengan kesal. Ia datang tanpa mengucap salam langsung berjalan cepat ke kamar Seokjin. Membuka lemari mencari sesuatu.
Hyera yang sadar Namjoon datang pun terheran, jika Namjoon disini berarti Seokjin di rumah sakit sendirian.
"Namjoonie kau sedang apa?"
Namjoon berbalik. Ia membawa beberapa tabung obat dan memberikannya pada Hyera.
"Ini obat bulan lalu. Masih penuh. Seokjin tidak meminumnya sama sekali."
Hyera menerimanya dengan wajah heran.
"Ibu sekarang jangan kaget jika Seokjin kambuh. Anak itu memang tidak mau bertahan hidup."
"Jin.. sekarang dia bagaimana?"
"Ibu lihat saja sendiri. Aku malas berbicara dengan orang yang tak tau rasa syukur."
Hyera hanya bisa diam mendengarkan. Walau ia juga merasa kecewa dan sakit hati namun ia tidak akan se emosi Namjoon.
❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah
FanfictionOrang tua Seokjin bercerai sejak ia bayi, ia dirawat oleh sang ayah, di usianya ke 15 Seokjin menemui ibunya yang sudah berkeluarga dengan sang kakak. Dengan pergi kesana Seokjin ingin tahu dimana ia bisa menyebut tempat sebagai rumah.