13

742 87 5
                                    

Hyera sudah lebih baik keadaannya. Sesederhana itu, kehadiran Seokjin mampu memperbaiki dirinya.

Hyera memang menginginkan dua anak laki-laki yang bisa saling menyayangi. Hyera juga percaya bahwa suatu hari Namjoon dan Seokjin akan menjadi saudara yang harmonis.

"Eungh.. bu," lenguh Seokjin mulai bangun dari tidurnya.

"Tidur diatas ya?" Kata Hyera masih mengusap kepala Seokjin yang tidur setengah duduk diatas ranjang.

"Ibu sudah makan? Jin ambilkan ya?"

"Saat kau tidur ibu makan dan minum obat. Tidurnya lelap sekali. Kau kelihatan sangat lelah."

"Jin tidak apa Bu. Hanya mengantuk."

"Naiklah."

Seokjin mengangguk dan duduk diatas kasur Hyera, berhadapan dengannya yang masih bersandar pada kepala ranjang.

"Jin sakit?"

Seokjin menggeleng.

"Ayah bilang Jin dirawat lalu Hyungmu menjemput kesana. Apa benar itu?"

Seokjin diam. Ia tak mau jujur ia tak mau merepotkan orang lain lagi. Apalagi jika mereka tahu penyakit yang ia derita.

"Jin hanya kelelahan bu. Tidak apa kok. Ibu jangan khawatir."

"Meski ibu bukan ibu kandungmu, tapi Ibu bisa merasa kalau Jin menyembunyikan sesuatu."

Seokjin hanya diam menunduk tak berani bicara, ia tak mau membohongi Hyera tapi juga tak mau bicara jujur.

"Yaudah yang terpenting sekarang Seokjin tidak apa-apa. Boleh ibu tanya lagi?"

Seokjin mengangguk.

"Kenapa Seokjin pergi hm?"

"J-Jin hanya merasa tidak pantas disini. Jin hanya orang asing bu. Sudah cukup rasanya Jin hanya terlena sama kenyamanan disini karena Jin tidak seharusnya menikmati semuanya bu."

Hyera meraih tangan Seokjin, mengusap punggungnya dengan tersenyum.

"Sayangnya Ibu tak bisa jauh dari Seokjin. Ibu dan Ayahmu ingin kita sama-sama.. Hyungmu, dia pasti akan sedikit demi sedikit membuka hati. Jangan menyerah ya?"

Seokjin tidak mau menjawab tapi binar Hyera membuatnya takjub. Binar itu menyiratkan harapan.

"Jin akan coba."

Hyera tersenyum memeluk Seokjin erat.

"Maaf bu aku bau."

"Mandi air hangat ya lalu makan dan istirahat. Jin mau minum obat? Kau pucat sekali nak."

"Jin akan istirahat saja bu."

"Baiklah kalau begitu."





Di sekolah Seokjin disambut baik oleh rekan kelasnya, ternyata mereka semua meminta izin pada wali kelas karena Seokjin dan Yoongi tidak masuk karena sakit. Alhasil ketika Seokjin dagang ia berterimakasih kepada semua penghuni kelas.

"Ambil," ucap Yoongi menyodorkan plastik dengan logo rumah sakit.

"Aturan makan sudah tertera disana, jangan sampai tidak diminum."

"Yoon, terimakasih banyak. Aku juga punya sesuatu untukmu."

Seokjin membuka retsleting tasnya mengambil sebuah kotak bekal.

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang