"Mew lihat ini, kau suka yang mana?
"Apa?
"Kartu undangan"
Mew duduk disamping kana yang sedang menatap layar komputer.
"Kau suka yang mana?
"Yang ini,, lebih simple"
"Yang warna merah?
"Iya"
"Tidak ah,, terlihat murahan"
"Kalau begitu yang ini, yang hijau"
"Seperti sawah papamu, tidak2...bagaimana kalau yang ini saja, gold terlihat mewah harganya tidak terlalu mahal tapi tidak terlihat murahan"
Mew menghela nafas lalu menoleh kearah Kana.
"Kau saja yang pilih semuanya aku pasti suka"
"Jadi kau tidak ingin membantuku?
"Aku percaya padamu, pilihanmu pasti yang terbaik"
"Baiklah kalau begitu, tugasmu hanya cukup memberi benih terbaik untukku"
"Kau ini!
Gemas Mew sambil menarik hidung Kana."Hei kau mau kemana?
"Mau buatkan kau minuman hangat"
Kana menahan pergelangan tangan Mew lalu menggeser bokongnya dan memeluk pinggang Mew.
"Ada apa?
Kana menyandarkan kepalanya didada Mew.
"Terima kasih sudah hadir dalam hidupku"
"Kau kah itu?
"Mew aku serius, terima kasih kau juga sudah sangat sabar menghadapi semua sifatku"
Mew menangkup pipi kana dengan kedua tangannya.
"Kenapa berterima kasih, kau sendiri yang membawa hatiku agar menyentuh hatimu, harusnya aku yang berterima kasih, karena kau aku bisa menghargai diriku sendiri, kau mengeluarkan aku dari kebodohanku"
"Dan berakhir bodoh bersamaku, harusnya aku tidak mempersulit jalan cerita kita"
"Cup...mew mencium bibir Kana.
"Yang terpenting ceritanya masih tentang kau dan aku"
"Aku harap kita tidak akan melakukan kesalahan yang selanjutnya"
"Kita harus saling mengingatkan jika salah satu diantara kita melakukan kesalahan"
"Aku setuju, terlebih mungkin aku yang tidak pernah sadar saat melakukan kesalahan, jangan bosan untuk mengingatkanku"
"Baiklah istriku, biarkan aku buatkan kau minuman hangat, kau pasti lelah bekerja, kuliah lalu masih sempat mengurus untuk acara kita"
"Aku masih sanggup, dan sebentar lagi aku akan lulus kuliah, aku senang bisa menyelesaikan pendidikanku"
"Kau memang sangat luar biasa, semua bisa kau kerjakan secara bersamaan"
"Mew jangan lupa suruh papamu kesini, nanti aku suruh pak supir untuk jemput dia"
"Gampang...lagipula masih lama"
"Mantan istrimu mau di undang tidak?
"Tidak perlu"
"Aku undang Kao ya?
"Hmm...
"Boleh?
"Boleh!
"Kau tidak marah, kau tidak cemburu?
"Tidak!
"Apa itu tandanya kau tidak sayang padaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
BANDIT CINTA [End]
Short Storyketika uang mampu membeli segalanya, jiwa sombongpun tertanam dalam dirinya.