Chapter 1

2.6K 137 24
                                    

Levi Ackerman, seorang siswa kelas dua sekolah menengah kejuruan. Kebetulan dia adalah anak dari Teknik Jaringan Komputer yang mungkin seperti kebanyakan anak-anak teknik lainnya, bengal dan tak bisa di atur. Sekolah Levi adalah sekolah Shiganshina yang adalah sekolah swasta, bayarannya tinggi jika ingin masuk ke sekolah itu, namun Shiganshina bukanlah sekolah favorit seperti yang lainnya, sebaliknya, di Shiganshina terdapat banyak sekali anak-anak nakal yang kelebihan uang.

Bahkan guru-guru di sekolah Levi juga sudah tak bisa mengatur hampir seluruh murid, karena kebanyakan yang ada disana adalah anak-anak teknik dan hampir semuanya suka membuat onar. Sekolah Shiganshina akhirnya di bebaskan dari pelajaran apapun dan guru-gurunya hanya mempedulikan sebagian siswa yang masih sudi menetap di kelas. Jelas Levi bukan salah satunya.

Levi, Farlan, Hange, Oruo dan Zeke, kelima anak yang selalu bersama dan terkadang melakukan aksi partai dengan anak-anak teknik lain. Aksi partai adalah dimana salah satu anak dari kelas lain atau dari suatu kelompok, melakukan satu lawan satu di tengah lapangan sekolah, terkadang mereka akan bertaruh dengan uang atau benda-benda mahal, siapakah yang akan menang nantinya? Itu tak tahu pasti. Levi sudah sering ikut serta dan ia hanya satu kali kalah oleh anak Teknik Permesinan. Namun hal itu bukanlah aib terbesarnya.

Levi kini sedang berada di sebuah ruangan kosong, mungkin bisa di sebut kelas kosong yang sering di tempati mereka berlima. Mereka kadang-kadang akan membawa minuman keras atau rokok. Yang entah bagaimana bisa membelinya karena anak di bawah umur di larang membeli hal-hal seperti itu.

"Sudah dengar berita menarik belum?" Farlan bersuara tampak girang sekali. Semua temannya langsung menatap ke arah Farlan tanpa minat.

"Apa? Ibumu berhasil memergoki mu yang pulang pagi-pagi buta?" ucap Oruo, yang membuat beberapa temannya tertawa terbahak termasuk Levi. Tetapi Farlan mendengus kesal seraya melipat kedua tangannya di dada.

"Tidak lucu lelucon mu itu" ujarnya jengkel. Oruo segera meminta maaf dengan suara tawa yang masih terdengar.

"Jadi apa berita menariknya?" Levi menagih ingin tahu jawabannya.

"Tahu sekolah Maria kan? Sekolah khusus wanita.." teman-temannya mengangguk, sementara Farlan melanjutkan. "Anak-anak dari sekolah Shingeki membuat kekacauan di sana, tidak semuanya, sepertinya hanya kumpulan anak-anak bandel, mereka komplotan, dengar-dengar ingin membantu salah satu temannya bertemu dengan pacarnya"

Levi dan kawan-kawannya tampak terkejut sekaligus menahan tawa. "Bodoh betul mereka" ucap Levi terkikik geli.

"Bukan hanya sekolah Maria yang mereka cekoki" ucap Farlan, memperlihatkan layar handphonenya yang menunjuk perkelahian hebat antar sekolah. "Komplotan itu juga menyerang sekolah Marley"

Zeke, siswa pindahan dari sekolah itu tampak terkejut mendengarnya. "Kenapa mereka melakukan itu?" tanyanya.

Farlan mematikan handphone lantas berujar. "Apa lagi? tentu untuk membuktikan bahwa komplotan dari sekolah Shingeki adalah yang terkuat, tidak terkalahkan, mereka ingin kalau semua sekolah melihatnya"

Levi tampak tidak senang mendengarnya. "Berapa banyak komplotan mereka?" tanyanya agak berang.

Farlan kembali membuka handphone dan menatap nama-nama yang tertera lantas membacanya keras-keras.

"Ada pemimpin mereka, namanya Erwin Smith. Lalu tangan kanan nya, Mike Zacharias. Lalu tangan kiri nya, Eld Jinn. Lalu kaki kanan nya, Nile Dok. Lalu kaki kirinya, Nanaba. Lalu ibu jari tangan kanan nya, Ghunter Schultz. Lalu ibu jari kaki kanan nya, Dennis—"

"Cukup!" sergah Levi yang sudah mulai kesal, ia menatap Farlan dengan matanya yang menyala sangar. "Itu komplotan atau anggota tubuh sih?" gerutu nya.

Farlan menggeleng. "Di tulis oleh Erwin Smith seperti ini"

Mine [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang