Chapter 5

769 86 1
                                    

Setelah mendengar cerita dari Mike tentang keluarga Erwin, Levi jadi termenung dan membuat ia berpikir beberapa kali untuk mendekati Erwin. Levi harus berhati-hati agar tidak membuat pria itu mengingat tentang hubungan ayahnya dengan seorang pria yang sudah ia anggap sebagai istrinya.

Malam ini Levi berada di kamarnya sambil membaca buku milik Erwin yang masih belum selesai ia baca, pria kecil itu kadang-kadang akan tertawa dan tersenyum melihat tulisan ajaib dari pria pirang yang telah merebut hatinya itu. Puisi yang ia buat, gambar yang ia buat, kutipan dan koreksi yang ia buat sendiri di atas bukunya membuat Levi merasa senang.

Levi bahkan selalu membaca buku itu sebelum tidur, bahkan ia sering membawanya ke sekolah, saat nongkrong atau bahkan ketika ia sedang dalam perjalanan kemana saja. Ketiga buku itu selalu ia bawa kemana-mana, bahkan setelah ia selesai membaca nya sampai selesai, ia akan membaca kembali hanya untuk melihat gambaran Erwin atau tulisan-tulisan Erwin yang menurutnya menarik.

Sampai suatu hari, Farlan menjadi jengah sendiri ketika Levi tidak seasyik biasanya ketika mereka sedang nongkrong di sebuah kafe. Levi terlalu fokus pada bukunya sehingga membuat Farlan merebut satu buku dan membuat Levi tersentak di buatnya.

"Farlan, kembalikan bukunya!" sentak Levi sedikit memohon, ia mengulurkan tangannya namun Farlan tidak memberikannya dan malah membuka isinya.

"Kau ini kenapa suka sekali baca buku ini sih? Buku-buku yang kelihatannya sangat membosankan, kau tidak mungkin belajar Matematika, Filosofi dan hal-hal mengenai sastra bukan? Aneh sekali kau membaca tiga buku ini" ucapnya bingung. Dan ia mengerutkan dahinya ketika melihat isi bukunya.

Levi segera menyambar bukunya sebelum Farlan betul-betul melihat keseluruhannya. Zeke tampak seperti akan membunuh Farlan.

"Jangan membuka buku orang lain sembarangan Farlan, itu tidak sopan!" sentaknya.

Farlan memutar bola matanya. "Maaf-maaf, aku kan penasaran dengan isi bukunya, aku tidak akan melakukannya lagi. Lagi pula buku milikmu penuh dengan gambar dan coretan tak jelas, aneh sekali kau bisa membaca tulisan-tulisan di buku itu" cibir Farlan.

Levi menggeram. "Bukan urusanmu, sebaiknya kau pesan makanan lagi saja, aku yang bayar semuanya" ujar pria itu, yang membuat teman-temannya bersorak gembira.

"Itu baru bisa ku terima" ucap Farlan, yang langsung kembali memesan makanan nya seperti yang di perbolehkan oleh Levi.

Zeke kembali menatap Levi yang kini sudah fokus kembali dengan bukunya sekali-kali tersenyum kecil.

"Levi, apa buku itu sangat menarik?" akhirnya Zeke bertanya untuk mendapatkan apa yang ingin ia ketahui. Pasalnya Levi sangat suka sekali membawa buku itu kemana-mana bahkan tak pernah kehilangan fokus dengan buku itu.

"Tidak ada" jawab Levi, tanpa mengalihkan pandangannya dari buku itu. Oruo sedang mengintip namun Levi segera menutupnya dan menyipitkan matanya ke arah anak yang baru saja mengintip itu.

"Darimana kau mendapatkan buku itu, Levi?" Zeke kembali bertanya.

"Dari perpustakaan sekolah.." ujar Levi berbohong.

Zeke menaikkan sebelah alisnya, sementara Hange terbatuk keras mendengarnya. Gadis berkacamata itu berujar. "Kapan juga kau pernah pergi ke perpustakaan?" cibir nya.

Levi mendelik ke arahnya. "Begini-begini aku pernah ke perpustakaan tahu!" sentaknya. Namun tampaknya tak ada satupun temannya yang mempercayainya.

"Eh ngomong-ngomong, aku lihat postingan terbaru dari komplotan si Erwin itu" ucap Farlan, di sela-sela makan nya. Levi langsung mengangkat kepalanya dari buku lantas menatap lurus ke arahnya.

Mine [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang