Chapter 25

947 81 12
                                    

Erwin berpamitan untuk mandi setelah mereka melakukan kegiatan yang seharusnya tak mereka lakukan. Namun Levi tidak peduli, ia menikmatinya dan ia tak pernah merasakan sesuatu yang luar biasa seperti tadi. Rasanya ia tak akan pernah bisa melupakannya.

Namun itu membuat Levi sangat lelah sehingga ia terus berbaring di atas kasur yang berantakan.

Namun ketika Levi hampir terlelap dalam mimpi indahnya di pagi hari, suara ketukan di pintu membuatnya terperanjat kaget.

"Erwin!" suara dari luar di sertai ketukan keras membuat Levi agak panik dan segera memakai pakaiannya. Secepat mungkin ia menutupi kasur yang berantakan dan juga basah dengan selimut. Levi merapikan rambutnya sebelum akhirnya berlari ke arah pintu dan membukanya dengan cepat. Ia bisa melihat seorang pria tinggi paruh baya berambut hitam kecoklatan yang nampak terkejut setelah melihatnya.

"Ha-hai, anda mau bertemu Erwin?" Levi bertanya dengan gugup, apa mungkin ia adalah pemilik kost? Hendak menagih uang tunggakan yang sudah lama belum Erwin bayar? Levi sejenak bertanya-tanya.

"Hai, siapa kamu? Aku mau menemui Erwin" ujarnya, tersenyum manis menghilangkan ekspresi terkejut nya.

"Aku Levi. Erwin sedang mandi sebentar, silahkan masuk" Levi membungkuk dengan sopan dan langsung membukakan pintunya lebar-lebar. Namun sebelum pria itu melangkah, ia langsung tersenyum lebar ke arah Levi.

"Levi? Levi Ackerman?"

Kini Levi yang terkejut. "Iya, kenapa anda tahu nama saya?"

Pria itu masih menunjukkan senyumnya. "Aku Samuel, papa dari Erwin, salam kenal. Erwin bercerita banyak tentangmu, ternyata dia berhasil membawamu kembali ya?"

Wajah Levi menjadi kemerahan. "Selamat pagi Samuel-san, mari masuk, aku akan buatkan teh" ujar pria kecil itu. Samuel tersenyum dan mengangguk, sebelum akhirnya melangkah masuk dan menoleh ke sekelilingnya.

"Sudah lama aku tidak mampir" ujarnya.

Levi datang dan menyuguhkan teh hangat, ia benar-benar gugup dan tak tahu harus berbuat apa. Samuel menerima teh darinya lantas segera meminumnya.

"Terima kasih Levi" ujarnya, kembali menunjukkan senyuman hangat yang membuat Levi merasa nyaman.

"Levi, apa kamu tinggal dengan Erwin di sini?" Samuel memulai percakapan ketika ia mendudukkan dirinya di tikar. Levi duduk di hadapannya.

"Tidak Samuel-san, aku kebetulan hanya main di sini" jawabnya.

"Ahh.. sepasang kekasih memang harus selalu menghabiskan waktu bersama" ujarnya seraya terkekeh, namun wajah Levi langsung menjadi kemerahan.

"A-aku.. maksudku—kami bukan sepasang kekasih" Levi merasa bahwa mereka belum menjalin hubungan apapun selain Erwin yang mengklaim bahwa ia adalah miliknya. Meskipun kejadian semalam adalah sesuatu yang tak mungkin bisa di lupakan begitu saja tanpa tuntutan kejelasan.

Samuel tampak terkejut. "Kenapa tidak?"

Levi menggaruk tengkuknya, namun ia bersyukur karena ia tak bisa menjawab setelah mendengar ada seseorang yang membuka pintu. Erwin keluar dengan rambutnya yang masih basah, ia tidak terkejut ketika melihat Samuel di sana.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Erwin berjalan ke arah mereka seraya melempar handuk di sembarang tempat. Pria pirang itu mendudukkan dirinya di hadapan Samuel yang kembali tersenyum hangat.

"Ingin mengunjungi mu, tadinya mau pergi dengan ayahmu, tapi mendadak ada panggilan dari kantornya, dan kebetulan Levi ada di sini" Samuel menepuk pundak Levi dengan lembut, pria kecil itu tak tahu harus seperti apa bereaksi.

Mine [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang