Chapter 14

586 69 0
                                    

Ketika Levi pulang ke rumah. Kuchel sudah ngomel-ngomel karena ia tidak pulang semalaman, namun seperti yang biasa di lakukan oleh Levi. Ia hanya akan menganggap ocehan Kuchel bak angin lewat yang masuk telinga kanan dan keluar dari telinga kiri.

Kuchel melihat respon Levi yang terkesan biasa-biasa saja ketika ia marah dan mengomel panjang lebar membuatnya tampak frustasi dan ia langsung melarang Levi untuk keluar rumah keesokan paginya di hari Minggu. Ia meminta Levi untuk belajar sampai mampus agar bisa menaikkan nilai-nilai nya yang merosot hebat.

Hari Minggu Levi menjadi sangat membosankan dari hari-hari sebelumnya. Awalnya ia ingin pergi ke pasar dan melihat Erwin bekerja, namun Kuchel benar-benar tidak membiarkannya keluar dan bahkan di luar pintu kamar Levi, ada dua orang pria berbadan kekar yang memastikan bahwa Levi tetap berada di dalam kamarnya dan belajar. Levi sangat kesal karena ibunya terus menerus mengekang nya. Jujur saja dia tidak suka.

Levi membangkang bukan karena ia ingin. Levi hanya merasa bahwa hidupnya tak pernah memiliki tujuan. Ibunya selalu menghancurkan setiap mimpi yang ia punya. Ibunya selalu ikut campur dalam kehidupan pribadi Levi, dan Levi tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan mencari bakat dan minat sehingga ia merasa tertekan dengan keadaan. Levi mulai merasa bahwa ia berhak memilih atas hidupnya sendiri, seperti yang pernah di katakan oleh Erwin sebelumnya.

Meksipun Kuchel adalah ibunya, ia tak bisa selamanya mengekang Levi dan memaksa kehendaknya untuk melakukan apa yang sebenarnya tidak di sukai oleh pria kecil itu. Levi ingin melawan, bukan berarti membangkang. Ia punya tujuan hidupnya sendiri, dan ia bukan boneka yang bisa seenaknya di kendalikan oleh sang ibu. Levi hanya ingin bebas dan mengembangkan bakatnya yang sudah lama terpendam.

Hari Minggu ini Levi habiskan dengan menonton film di laptopnya. Ibunya beberapa kali memarahinya dan memintanya untuk duduk di meja belajar dan membaca buku. Levi tidak tahu buku apa yang harus ia baca, saat ia mengambil komik, ibunya malah semakin marah dan membuat Levi akhirnya membuka buku-buku catatan hasil tulisannya yang tidak dapat di baca.

Levi benar-benar bosan ketika ibunya tidak membiarkan ia keluar. Bahkan isi grup chat nya dengan teman-temannya tidak ramai seperti biasanya. Levi masih belum berubah kepada mereka dan mereka pun begitu. Suasana menjadi sangat canggung di antara mereka semua.

Levi akhirnya tidak kuat dengan rasa bosan yang melanda. Ia membuka pintu kamar dan hendak mengambil makanan di dapur, namun ia terkejut ketika ada seorang pria berbadan kekar yang menahannya.

"Mau kemana Tuan Levi?" tanyanya. Levi memutar bola matanya karena ia sudah seperti pangeran kecil di sebuah istana yang di jaga ketat oleh prajurit-prajurit bodoh.

"Ke dapur!" sentak Levi jengkel, dan akhirnya pria berbadan kekar itu mau membiarkan Levi pergi setelahnya. Levi benar-benar pergi ke dapur dan mengambil beberapa makanan, namun tepat ketika ia hendak kembali ke kamar, ia bertemu dengan ibunya yang kembali menatap garang.

"Makan saja terus!" sentaknya. "Sudah ibu bilang bukan? Kau harus belajar!"

Levi menghela napasnya. "Aku harus belajar apa? Tak ada yang bisa aku pelajari untuk saat ini"

"Kau bisa belajar matematika, menghafal apa saja yang bisa kau hafalkan. Atau membaca buku-buku yang mampu menembus otakmu itu"

"Aku mau belajar melukis lagi!" tanpa sadar Levi mengatakan hal itu. Ibunya terdiam sejenak sebelum akhirnya tampak lebih marah dari sebelumnya.

"Tidak, kau tidak boleh melukis lagi. Mau jadi apa kedepannya? Kau tidak bisa hidup menjadi pelukis!"

"Aku bisa jika aku ingin!"

"Kau tidak boleh!" Kuchel hampir menjerit ketika mengatakannya. "Kau satu-satunya harapan di keluarga ini, tak ada keturunan lain lagi yang akan menggantikan kita. Kau akan menjadi ayah, kau akan memiliki anak, kau harus bekerja dan menjadi lebih baik kedepannya. Kau tidak boleh menjadi orang yang tak dapat membahagiakan keluarga mu, kau harus menjadi pintar dan berbakat dalam bekerja. Kalau terus mendalami hobi dan hanya menjadi pelukis, kau tidak akan sukses!"

Mine [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang