Chapter 3

941 94 10
                                    

Tidak ada yang bisa Levi lakukan selama sisa jam pelajaran kecuali membuka buku-buku milik Erwin dan melihat gambar-gambar serta kutipan-kutipan yang di buat oleh pria pirang itu. Bahkan Levi mengabaikan Farlan dan Oruo yang mengajaknya untuk pergi ke kantin. Ia juga tidak mendengarkan coletehan Hange yang terdengar seperti angin lewat bahkan tidak memperhatikan Zeke yang kedua matanya terpusat pada dirinya.

"Apa buku itu sangat menarik?" tanya Zeke ingin tahu, sedikit mengintip namun Levi langsung menutup bukunya begitu saja. Tidak membiarkan siapapun kecuali dirinya menyentuh atau bahkan sampai melihat isinya.

"Kurasa begitu" balas Levi, mendekap bukunya sehingga Zeke sulit untuk mengintipnya lebih jauh lagi. Sementara Hange berhenti bercoleteh ketika ada seseorang pria berambut coklat berlalu melewati kursinya. Hange langsung mengikuti pria itu dan berujar dengan sangat keras.

"Moblit, ada yang menarik hari ini?" tanyanya tampak riang seperti biasa. Levi tidak mempedulikannya dan setelah di rasa bahwa Zeke sudah tak memperhatikannya lagi, akhirnya Levi membuka buku nya dan melihat isi nya dengan tawa kecil dan sesekali merasa kagum dengan gambaran pria itu. Erwin juga merangkum semua kata dalam buku itu menjadi kutipan menarik yang lucu untuk di baca. Levi seperti membaca komik yang menurutnya sangat konyol.

Zeke sekali lagi melirik ke arahnya, ia heran melihat Levi yang tampak fokus dengan buku-buku tebal yang tidak mungkin ia baca atau bahkan ia pelajari. Levi juga tidak akan susah-susah membawa buku-buku tebal ke sekolahnya. Bawa buku tulis satu saja, Zeke sudah heran.

Levi lama kelamaan merasa bosan juga, bahkan di tengah jam pelajaran ketika seorang guru menerangkan materi di depan kelas, dan Levi yang masih membaca buku-buku Erwin. Ia mulai merasa tidak nyaman berada di kelas dan ingin menemui pria yang sudah mengacaukan isi buku itu menjadi sesuatu yang menarik. Levi ingin bertemu dengan Erwin.

Levi memasukan buku-bukunya kedalam tas, karena ia duduk di kursi belakang dan ada sebuah pintu keluar yang tidak jauh dari tempat duduknya. Levi mulai mewaspadai sekitarnya sebelum akhirnya ia bangkit perlahan-lahan ketika guru sedang menulis sesuatu di papan tulis dan teman-temannya yang fokus memperhatikan. Levi mulai berjalan mundur dan ia membuka pintu perlahan-lahan. Setelahnya ia berlari kencang dan bergumam yes ketika akhirnya bisa terbebas dari kelasnya yang membosankan.

Pria kecil itu pergi ke arah tempat parkir dan mencari motor sport kesayangannya. Tidak butuh lama sampai akhirnya ia juga langsung terbebas dari sekolahnya, pergi menuju sekolah Shingeki untuk bertemu dengan pria yang membuatnya kagum hanya lewat gambar-gambar nya beserta kutipan-kutipan yang di buatnya.

Levi langsung masuk begitu saja ke sekolah tersebut, ramai sekali sampai-sampai tak ada yang sadar bahwa dirinya dari sekolah lain. Karena jadwal hari Kamis adalah memakai seragam hitam-hitam, seluruh sekolah juga melakukan hal yang sama. Bedanya hanya dari logo pin yang terpasang di dada kanan masing-masing siswa.

Levi menelusuri sekolah yang tak kalah besar dari sekolahnya itu. Namun bukan itu tujuan utamanya, dia terus menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Erwin. Ia hanya ingin melihat wajahnya lagi setelah merasa kagum ketika memandangnya pada pertemuan pertama mereka.

Levi terus berjalan, namun hal yang tak terduga terjadi ketika ada seorang anak yang sengaja menyandung kakinya sampai ia tersungkur. Kerah belakang baju Levi di tarik dan ia di bawa paksa ke dalam kelas yang sedang kosong karena sebagian siswa masih berada di kantin.

"Kau anak yang bikin kekacauan kemarin ya?" tanya seorang laki-laki yang tampaknya jauh lebih tua dari Levi. Ia tampak menyeringai seolah mendapat mangsa. Ada dua temannya yang tampak lapar menatap Levi.

"Kalau memang iya kenapa?" Levi bersuara seolah menantang, namun hal itu tampaknya membuat ketiga orang yang mengerubungi nya menjadi tidak senang.

"Berani sekali kau jalan sendirian di sini" ujar temannya yang berdiri di kanan. "Kau mau bikin kekacauan lagi ya? Atau sedang memata-matai sekolah kami? Aku akan membunuhmu sebelum kau dapat Informasi lebih lanjut"

Mine [ ERURI ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang