Erwin mulai pegal sekali menunggu Zeke dan Farlan pulang ke rumahnya, namun hal itu sia-sia karena tepat ketika kedai tutup jam sembilan malam. Zeke memberi tumpangan kepada Levi untuk naik ke atas motornya. Farlan berada di belakang mereka seolah siap mengawal. Erwin mengerang kesal karena ia merasa bahwa waktunya terbuang sia-sia. Dengan kesal ia langsung melajukan motornya dan menghampiri mereka bertiga, tepat di hadapan ketiganya.
Erwin segera melepaskan helm nya dan menatap mereka dengan tajam.
Levi, Zeke dan Farlan sempat menunjukkan wajah keterkejutan, namun wajah mereka berubah menjadi seperti biasa lagi.
"Wah wah.. ada si pirang, mau apa? Mau balas dendam perihal waktu itu? Kakimu baikan nggak?" Farlan bertanya dengan nada mengejek, namun Erwin tidak meliriknya sedikitpun dan bola matanya hanya menatap Levi yang ada di belakang punggung Zeke.
"Levi, aku ingin bicara" Erwin berujar pelan, mencoba untuk tidak menggunakan nada menantang seperti ketika ia bertemu dengan orang-orang menyebalkan layaknya Zeke dan Farlan.
"Kau sudah bicara, waktumu habis, aku mau pulang dan beristirahat. Ayo jalankan motornya, Zeke" Levi menepuk pundak Zeke.
Zeke menyeringai. "Kau dengar sendiri kan? Sekarang menyingkir dari hadapanku"
"Levi, aku ingin bicara berdua denganmu" ucap Erwin lagi.
"Aku tidak mau berurusan denganmu lagi" ucap Levi dengan suara dingin.
"Minggir atau aku tabrak nih?" Zeke mengancam.
"Tabrak saja" balas Erwin, namun tatapannya masih mengarah pada Levi. "Aku akan bicara denganmu lagi, ku pastikan itu"
Levi menatap Erwin tidak percaya, mengapa ia merasa bahwa kini Erwin tengah mengejarnya? Levi menggelengkan kepalanya karena tidak mau berpikir demikian. Bisa saja Erwin sedang mempermainkannya kan?
"Awas kau!" Farlan menjalankan motornya dan benar-benar menabrak motor Erwin yang ada di hadapannya sehingga sedikit penyok. Farlan menatap Erwin dengan wajah sangar. "Pergi kau dari hidup Levi, atau aku akan membuatmu menderita!"
Erwin menghela napasnya, menghadapi Levi dan teman-temannya yang sama keras kepala akan membuat usahanya sia-sia saja. Akhirnya dengan perasaan yang entah mengapa sangat kecewa. Erwin berbalik dan melajukan motornya meninggalkan ketiga orang yang masih menatapnya dengan sangar.
Erwin kembali ke tempat kost nya yang sudah sangat sepi, beberapa orang mungkin sedang berselimut kain lembut di bawah tempat tidur mereka. Malam ini sangat dingin, setelah Erwin menyimpan motornya, ia segera berlari cepat menuju kamar kost nya.
Namun langkahnya terhenti dan ia tampak terkejut ketika melihat Samuel yang sedang bersandar pada pintu kamarnya sambil memainkan handphone di tangannya.
"Kau?" suara Erwin tampak tercekat, sejenak ia menangkap raut ketakutan di wajah Samuel akan penolakan Erwin karena kehadirannya. Erwin menghilangkan wajah terkejutnya dan ia segera berujar. "Sejak kapan kau di sini?"
Samuel tersenyum dan ia lega karena nada bicara Erwin tampak sangat tenang. Samuel memperlihatkan bungkusan makanan. "Tidak terlalu lama, aku ingin melihat kamu, setelah banyak sekali kesibukan yang aku lewati akhir-akhir ini. Aku harus memantau anakku yang jauh dari rumah"
Erwin tidak mengatakan apapun lagi dan ia segera membuka pintu, ia membiarkan Samuel masuk terlebih dahulu sementara ia menutup pintu di belakang.
Erwin mengambil dua minuman hangat berupa teh yang harum sekali. Menyuguhkan nya untuk Samuel dan pria itu berterima kasih dengan suara lembut yang amat menentramkan. Erwin bertanya-tanya apakah Samuel bisa bernyanyi.
![](https://img.wattpad.com/cover/331068726-288-k910447.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine [ ERURI ] ✔️
Novela JuvenilLevi hendak menyerang komplotan dari sekolah lain yang di duga telah membuat kesal karena mereka terlihat pamer di media sosial. Namun ketika Levi menyerangnya, sesuatu yang aneh terjadi, ada seorang laki-laki pirang yang membuat Levi terpana..