Malam ini, aku ungkapkan semuanya. Melalui cara paling pengecut yang pernah ada.
•••
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua dini hari. Namun, tiga pemuda itu belum juga berniat untuk menjemput alam mimpi. Padahal besok ketiganya masih harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah.
Ketiga pemuda itu adalah Vian, Gerald, dan Ojil.
Malam ini, orangtua Ojil sedang pergi ke luar kota karena keperluan yang mendesak. Meninggalkan si anak tunggal semata wayangnya yang penakut seorang diri di rumah besar berlantai dua tersebut.
Alhasil Ojil pun memaksa Vian dan Gerald untuk menemaninya selama dua hari ke depan. Ya, walaupun Ojil harus merelakan isi dompetnya menipis karena Vian dan Gerald yang mulai aji mumpung minta ditraktir ini dan itu.
Beberapa saat, hening menyelimuti suasana kamar Ojil. Hanya ada suara tv yang sengaja dinyalakan namun tidak ditonton, dan juga suara kunyahan makanan ringan.
Ojil nampak asik mendengarkan lagu menggunakan headset sambil merebahkan diri di atas kasur.
Gerald yang sejak tadi memangku setoples kripik, kini kembali menyuapkan satu kripik besar kedalam mulutnya. Sedangkan matanya tidak berhenti memperhatikan Vian.
Ah, tidak. Lebih tepatnya memperhatikan layar ponsel Vian yang masih menunjukkan gambar yang sama sejak lima menit yang lalu.
Instastory Flara.
Jujur, Gerald mungkin tidak akan terkejut jika foto yang Vian pandangi saat ini adalah foto Flara karena memang tidak ada yang bisa memungkiri kalau Flara memiliki wajah kelewat cantik yang mampu membuat siapapun betah melihat wajahnya lama-lama.
Tapi, masalahnya itu bukan Flara.
Melainkan...
Iya, Aylin.
Kaget nggak, tuh??
"Lo suka sama Aylin, ya?" Pertanyaan itu, lolos begitu saja dari mulut Gerald.
Vian tersentak mendengarnya. Menyadari bahwa Gerald memperhatikan layar ponselnya, Vian dengan cepat menekan tombol keluar dan mematikan ponsel.
"H-hah apaan, dah? Ngaco lo," Sangkal Vian seraya membuang muka ke arah lain. Kemudian tangannya bergerak menggaruk hidung yang mendadak gatal.
"Udahlahh, ngaku aja." Desak Gerald. "Lo suka kan sama Aylin??"
"Dih, gaje lo, Rald." Vian tetap menyangkal. Cowok itu bergerak hendak pergi, namun hal itu dengan cepat dicegah oleh Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME WHEN?
Teen FictionKetika dunia hanya milik si cantik. Memiliki teman cantik dan populer mungkin merupakan impian sebagian besar pelajar. Dimana setiap berjalan, maka seluruh mata akan memandang. Selain itu, teman pun akan berdatangan dengan sendirinya. Ya, bahasa kas...