21. Si Cantik Pemenangnya.

298 46 4
                                    

Ting.

Satu notifikasi yang masuk, membuat mata bulat Aylin yang hampir terpejam tidak kuat menahan kantuk di mata pelajaran sejarah kembali terbuka.

Meraih ponselnya yang ia letakkan di kolong meja, matanya melebar sempurna melihat nama sang pengirim pesan.

Nama itu, nama yang selama dua minggu ini ia tunggu-tunggu kembali menghiasi notifikasi ponselnya lagi.

Dery 👑

Aylin.

Aylin

Ihh.

Kamu kemana aja?

Kok nggak chat aku 2 minggu ini?

Dery 👑

Maaf, ya.

Aku sibuk.

Kenapa? Kangen, ya? Hahaha

Aylin

Klo aku bilang iya, gimana?

Read.


Aylin menggigit bibirnya kuat. Menatap dalam layar ponselnya. Tanda ceklis itu sudah berubah warna menjadi biru. Namun beberapa saat ditunggu, tidak ada balasan di sebrang sana.

Lima menit berlalu, Aylin masih setia memandangi roomchat bersama Hendery.

Terbesit rasa kecewa karena laki-laki itu tidak meresponnya dengan cepat. Tidak seperti biasanya. Padahal Aylin berharap Hendery akan mengajaknya bertemu karena ia sudah terang-terangan bilang kangen.

Jujur saja, sikap Hendery saat ini membuat Aylin berpikir kalau sepertinya hanya dia yang tidak baik-baik saja selama dua minggu ini. Hanya dia yang merasa gundah, dan hanya dia yang merasa rindu. Sedangkan Hendery malah baik-baik saja. Seolah tidak ada yang berubah sama sekali. Dan Aylin benci mengakui hal itu.

Dery 👑

Ga heran.

Aku emang ngangenin, sihh.

Melihatnya, Aylin mendengus.

Aylin

Geli.

Emangnya kamu gk kangen sama aku?

Dery 👑

Aku mau nanya, dong.

Boleh?

"Bahkan dia nggak mau jawab," Gumam Aylin, menatap layar ponselnya dengan pandangan sendu.

Aylin

Nanya apa?

Dery 👑

Menurut kamu bagusan yang mana?

Menurut kamu bagusan yang mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ME WHEN? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang