Dino
(Buat yang lupa siapa itu Dino, dia itu cowok yang minta nomor Flara di part 1. Bisa dicek lagi ya guyss!)
•••
W
aktu masih menunjukkan pagi hari. Aylin pun baru saja tiba di sekolah. Namun satu tangannya kini sudah menggenggam segepok surat warna-warni, dan juga duit goceng alias uang lima ribu rupiah. Ongkos kirim surat untuk Flara.
Aylin tersenyum girang melihat setumpuk lembaran uang berwarna kuning itu yang nampak indah dimatanya. Lalu menghitungnya dengan teliti.
"Jiahh, pagi-pagi udah dapet gocap. Rejeki anak sholeh, sholat subuhnya jam lima." ujar Aylin dengan bangga, mengecupnya sebentar sebelum akhirnya memasukkan setumpuk uang itu kedalam saku rok abu-abunya. Sedangkan bibirnya tidak berhenti tersenyum. "Duit-duit maniskuu, anteng-anteng dikantong mamah yah, nak."
Kakinya kembali bergerak melangkah.Sekolah sudah ramai karena bel masuk akan berbunyi lima menit lagi. Aylin mempercepat langkahnya, dia baru ingat kalau jam pelajaran pertama adalah Bu Riri, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terkenal sangat tepat waktu.
Tepat saat ia baru saja akan menaiki tangga menuju lantai dua, panggilan seseorang membuatnya berhenti.
"Kak Aylin!"
Aylin menoleh dengan alis terangkat, melihat seorang laki-laki bertubuh kecil yang nampak malu-malu menghampirinya. Lalu pandangan Aylin turun pada sebuah amplop biru yang cowok itu genggam.
"S-saya—"
"Mau nitip surat buat Flara?" Potong Aylin, tidak mau berbasa-basi.
Cowok itu nampak tersentak, sebelum akhirnya mengangguk dengan ragu. "I-iya kak,"
"Yaudah mana sini suratnya? Gue lagi buru-buru, nih."
"Oh, ini kak." Ujar cowok itu sambil memberikan amplop biru yang sejak tadi ia genggam pada Aylin. "Maaf ya kak ngerepotin. Makasih banyak udah mau bantu saya," Cowok itu tersenyum berterima kasih, kemudian berbalik hendak pergi.
Sedangkan Aylin melotot melihat kepergiannya.
"Woy, dek!" Panggil Aylin, membuat cowok itu tersentak dan dengan cepat kembali membalikkan badan kearahnya.
"Kenapa kak?"
"Gocengnya mana???" Todong Aylin.
"Loh... Emang bayar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ME WHEN?
Teen FictionKetika dunia hanya milik si cantik. Memiliki teman cantik dan populer mungkin merupakan impian sebagian besar pelajar. Dimana setiap berjalan, maka seluruh mata akan memandang. Selain itu, teman pun akan berdatangan dengan sendirinya. Ya, bahasa kas...