8. Vian Everywhere Pt. 1

380 73 20
                                    

Senyum kamu manis. Tapi, akan lebih manis lagi kalau senyum itu untuk aku. -Viandra Magenta.

•••

Aylin tidak pernah menyangka, kalau uang gopek bisa mengubah nasib percintaannya sampai sejauh ini.

Seminggu berlalu semenjak pertemuan pertamanya dengan Hendery, laki-laki berusia 20 tahun yang sudah menduduki bangku kuliah semester 5 itu, Aylin sebenarnya tidak pernah berpikir kalau perkenalan itu akan berlanjut sampai sekarang.

Aylin yang awalnya hanya coba-coba berhadiah mengajak kenalan, malah berakhir saling follow-followan instagram. Saling bertukar pesan melalui DM, dan kini berakhir pindah ke whatsapp. Bahkan tidak jarang keduanya melakukan sleepcall.

Jujur, ini benar-benar di luar ekspetasi.

Jangan tanya Aylin kenapa bisa semulus itu. Aylin saja bingung. Rasanya seperti hoki setahun sudah kepakai semua.

Mungkin dewi fortuna sedang berpihak kepadanya. Jarang-jarang, kan. Biasanya kalau urusan percitaan seperti ini, dewi fortuna selalu berpihak pada Flara.

Maka dari itu, Aylin tidak akan melewatkan kesempatan ini. Kesempatan yang datang semulus pantat bayi ini.

Ah, ya. Tapi sepertinya ada satu yang harus diantisipasi. Satu hal, yang selalu menggagalkan kisah percintaannya.

Tidak lain dan tidak bukan, hal itu adalah.. si cantik Flara.

Tidak, Aylin tidak menyalahkan Flara. Karena memang bukan salah Flara untuk terlahir cantik sehingga mampu memikat siapapun yang melihatnya.

Dan, bukan salah Flara juga jika beberapa kali menerima perasaan laki-laki yang Aylin suka karena Aylin memang tidak pernah memberitahu.

Aylin tersenyum miris mengingat masa-masa itu. Masa dimana Flara menemuinya sambil tersenyum senang, lalu menceritakan betapa bahagianya cewek itu. Sedangkan Aylin hanya diam. Mendengarkan rangkaian cerita manis itu, lalu berakhir menangis semalaman.

Sialnya, kisah itu berulang hingga tiga kali. Walaupun dengan laki-laki yang berbeda.

Tapi Aylin pastikan hal itu tidak akan terjadi lagi.

Apapun yang terjadi, Aylin akan berusaha agar Hendery tidak pernah bertemu dengan Flara.

Tinn Tinn!

Suara klakson motor yang memekakkan telinga sukses menyadarkan Aylin dari lamunannya.

Aylin yang semula bersandar pada pagar rumah, kini menegakkan badannya begitu melihat seorang laki-laki berpakaian kasual yang tengah tersenyum manis kearahnya. Membuat kedua sudut bibir Aylin naik membentuk senyuman.

"Cie nungguin," Ujar laki-laki itu.

Aylin terkekeh, seraya berjalan menghampiri laki-laki tampan yang masih duduk diatas motornya tersebut.

"Cie nyamperin," Balas Aylin.

Laki-laki itu tertawa, kemudian tangannya bergerak menurunkan kedua pijakkan kaki motornya, lalu menepuk jok motor belakangnya. Mempersilahkan Aylin untuk naik.

ME WHEN? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang