17. Perihal Kepastian.

227 40 2
                                    

Libur memanglah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang. Dimana pada hari itu, kita dapat beristirahat sejenak dari aktivitas yang melelahkan. Apalagi bagi pelajar seperti Aylin.

Aylin selalu senang menyambut hari libur. Namun khusus hari ini, senangnya menjadi bertambah tiga kali lipat karena Hendery mengajaknya nonton bioskop.

Bibir merah muda itu tidak berhenti tersenyum. Merasa excited membayangkan akan seperti apa rasanya nonton berdua dengan Hendery.  Senang, tapi juga banyak gugupnya.

Hendery bilang akan menjemput pukul 4 sore, tapi Aylin malah sudah duduk rapih di bangku teras sejak pukul 15.00 wib. Kalau saja kedua orangtuanya sedang berada di rumah, mungkin Aylin sudah diolok-olok sebagai 'anak bucin'. Untung saja pasutri itu tengah berkunjung ke rumah nenek.

Khusus hari ini, Aylin menjelma menjadi cewek feminim. Menggunakan dress selutut dengan rambut diikat ke belakang. Tidak lupa polesan make up tipis yang membuat cantiknya bertambah dua kali lipat.

Menghela napas panjang, jari mungilnya bergerak mengetuk lutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menghela napas panjang, jari mungilnya bergerak mengetuk lutut. Seiring dengan bibir tipisnya yang mulai menyenandungkan sebuah lagu yang akhir-akhir ini sering ia dengarkan.

Tiara Andini - Cintanya Aku.

Dalam sehari, Aylin bisa memutar lagu itu puluhan kali. Bahkan sampai Flara merasa muak setiap mendengarnya. Kata Flara, lirik lagunya alay. Tapi Aylin masa bodoh saja. Maklum Aylin ini tipe orang yang kalau sedang menyukai satu lagu, maka dia hanya akan mendengarkan lagu itu terus sampai akhirnya merasa bosan dan menemukan lagu lain lagi.

TIN TIN.

Suara klakson motor yang berhenti membuat Aylin langsung menoleh. Pandangannya langsung disambut dengan seorang laki-laki yang tengah tersenyum sambil melambaikan tangan kearahnya.

Menyadari siapa sosok laki-laki itu, senyumnya langsung merekah begitu saja.

Dia adalah Hendery.

Dengan gerakan cepat, Aylin bangkit dari duduknya. Kemudian berlari kecil melewati pagar rumahnya yang sudah terbuka setengah.

"Hai," Sapa Aylin setelah kembali menutup pagar rumahnya.

Hendery tidak langsung menjawab.  Cowok itu memperhatikan penampilan Aylin sejenak. Kemudian kembali tersenyum lebar.

"Widih! Cantik banget, neng. Mau kemana, sih?" Tanyanya, menggoda. Sebelum akhirnya bergerak turun dari motor dan berdiri tepat di hadapan Aylin. Satu tangannya masih menenteng helm yang sengaja ia bawa untuk Aylin.

ME WHEN? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang