[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ]
Nama panjangnya Ashana Davinia, perempuan cantik dengan latar belakang keluarga yang bahagia juga berkecukupan. Ia menjatuhkan hatinya kepada seorang laki-laki yang memiliki senyuman seindah mentari. Dia Gavino Ardhaputra --- laki-l...
Makasih udah lanjut bacaaa bab 05! Semoga suka yaaa
2200+ kata untuk bab ini 💌.
[ Tandai typo, please🤸 ]
Enjoy!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah teman-temannya pulang, Hana merasa tidak tenang. Pasalnya, teman-teman menyebalkannya itu melarang ia menghapus pesan. Ingin menghapus pun, sudah terlanjur lama. Tapi anehnya, sampai saat ini belum ada balasan apapun dari Gavin. Boro-boro balasan, pesannya saja masih ceklis abu-abu. Itu membuat Hana semakin gelisah. Takut respon dari Gavin mengecewakan harapannya.
Hana menghela napas panjang, ia mendudukkan dirinya di atas kasur. Dipikir-pikir, tidak ada gunanya juga terlalu memikirkan hal ini. Hana memilih untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Mungkin dengan itu akan membuat ia merasa lebih fresh.
Setelah selesai, ia keluar dari kamar mandi dengan keadaan lebih segar. Hana duduk di meja rias sekaligus meja belajarnya. Menyisir rambut dengan pikiran yang terus tertuju kepada Gavin.
Hana was too tired with all her excessive thoughts.
Setelah selesai, Hana mengambil ponsel dan memilih turun ke lantai bawah. Perempuan dengan baju tidur berwarna hitam itu menuruni tangga dengan riang, ia harus menutupi kegelisahannya.
"Bundaaa!"
Hana berlari, tangannya memeluk sang bunda erat, tak lupa memeluk Ayah tak kalah erat juga. "Kangen, hehe."
"Lebay." Lagi, Rio kembali menganggu.
"Apa sih, nyambung mulu," delik Hana tak suka.
Rio mengedikkan bahunya acuh, ia lebih memilih menonton televisi. Sementara Hana, ia lanjut mengobrol bersama orang tuanya. Keluarga Hana memang menyenangkan, dan selalu membuat orang lain iri dengan keharmonisan keluarganya. Hana juga sangat bersyukur dengan hal itu.
Sampai tiba-tiba, saat suasana rumah sedang hangat dengan kebersamaan, suara notifikasi dari ponsel Hana membuat perempuan itu langsung membukanya karena penasaran.
"Bentar, Hana lihat dulu." Sebelum mengetikkan angka pin nya pun, Hana sudah dapat melihat isi pesan itu. Dua pesan dari Gavin. Saat itu juga, jantung Hana berdegup kencang.
Gapiiinnn🫂
Pin, gue suka sama lo.|
|Bercandanya gak lucu |Kita cuma sahabat, Na.
Hana tersenyum getir membaca pesan itu. Cuma sahabat, ya?
Yes, Hana and Gavin, are just friend.
Di sini, hanya Hana yang bersikap terlalu berlebihan.
Santi yang merasa ada yang aneh dari Hana, lantas langsung bertanya. "Kenapa, sayang?" tanya Santi.