20 : Cinta Pertama

9 4 0
                                        

Haloo!!

Maaf ya, sekarang up nya lama :)

Tapi tenaang, tetep dilanjut kok, makasih yang udah mau nunggu up! Love lovee!

2000± kata untuk bab ini 💌.

[ Tandai typo, please 🤸 ]

Enjoy!

Dua hari setelah Hana menjenguk Dafa, kini-- katanya Dafa sudah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua hari setelah Hana menjenguk Dafa, kini-- katanya Dafa sudah sembuh dan sudah diperbolehkan pulang. Jangan tanyakan Hana tahu informasi itu dari mana, pastinya dari Gavin.

Pagi-pagi seperti ini, Hana sudah kesal karena ulah kakaknya, yang membangunkannya pagi-pagi karena ada kecoa kecil yang berterbangan di kamarnya, katanya.

Rio itu takut kecoa.

Rio dengan tidak sabaran menggedor keras pintu kamarnya dengan terus berteriak. Hana yang sedang menikmati mimpi indahnya bersama Gavin, terpaksa harus terbangun dari tidurnya yang nyenyak itu.

Sampai selesai sarapan pagi pun, Hana tetap kesal dengan Rio.

"Masih marah nih ceritanya?"

Hana memutar bola matanya malas. "Ya jelas! Waktu tidur gue kurang sepuluh menit gara-gara lo!"

Oke, sepuluh menit.

"Ya lo ikhlas in aja kali Na kalau cuma sepuluh menit."

"Mana bisa! Gue lagi mimpiin Gapin, mungkin kalau lo gak bangunin gue, Gapin bakalan ---"

Tid

Tid

"ITU GAPIN!"

Hana menyalimi tangan Rio dengan buru-buru, melupakan kekesalannya.

"KAK, BUNDAA, HANA BERANGKAT, ASSALAMUALAIKUM!"

"Waalaikumsalam." Jawab Santi dengan gelengan kepalanya.

"Lagian kamu iseng banget kak." Santi berjalan menghampiri Rio dan menyerahkan uang bekal hari ini.

Rio menerimanya, dan langsung memasukkan uang itu ke saku celananya. "Makasih Bundaa. Lagian Rio kan takut, bun."

"Cowok kok takut kecoa, ga elite!"

"Ih bunda!"

Santu tertawa kecil, "iya-iya, jangan marah gitu dong, yaudah berangkat gih, ada matkul pagi kan?"

Rio mengangguk, lalu menyalimi tangan Santi, berniat berangkat sekarang. Santi mengusap rambut Rio dengan lembut. "Semangat ya kuliahnya, senyumnya jangan lupa, senyuman kamu dan Hana itu berharga buat bunda."

Rio mengangguk pasti. "Rio ada di dunia ini karena bunda, dan Rio akan kasih senyum ini buat bunda dan adik tercantik Rio."

***

HANAGAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang